ANGKA
SIGNIFIKAN
A. Pelaksanaan
Praktikum
1. Tujuan
: Menentukan nilai dari konstanta π dari suatu pengukuran.
2. Hari,
tanggal : Selasa, 02 Oktober 2018
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas
Mataram.
B. Landasan
Teori
Banyak bilangan-bilangan dalam sains
merupakan hasil pengukuran, dan oleh karenanya, bilangan-bilangan itu diketahui
hanya dalam batas-batas ketid((akpastian percobaan. Besarnya ketidakpastian
tergantung pada keahlian pelaksana percobaan dan pada peralatan yang digunakan,
yang seringkali hanya dapat ditaksir. Digit yang dapat diketahui yang dapat
dipastikan (selain angka nol yang dipakai untuk menetapkan letak koma) disebut
angka signifikan. Jumlah angka signifikan pada hasil perkalian atau pembagian
tidaklah lebih besar daripada jumlah terkecil angka signifikan dalam
masing-masing bilangan yang terlibat dalam perkalian atau pembagian (Tipler,
1998 : 9).
Dua nilai dengan jumlah angka signifikan
yang sama dapat memberikan ketidakpastian yang berbeda, suatu jarak yang
dinyatakan sebagai 137 km juga memiliki tiga angka signifikan, tetapi
ketidakpastiannya sekitar 1 km.jika menggunakan bilangan yang mengandung suatu
ketidakpastian untuk menghitung bilangan lain, maka bilangan hasil perhitungan
itu juga tidak pasti. Dalam melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan terhadap beberapa bilangan, yang
diperhitungkan adalah letak koma decimal, bukan jumlah angka penting. Untuk
menghitung bilangan-bilangan yang sangat besar atau sangat kecil, dapat
ditunjukkan angka signifikan jauh lebih
mudah lagi dengan menggunakan notasi ilmiah atau notasi pangkat 10 (Sears, 2000
: 8).
Penggunaan angka penting dalam pengukuran
berkaitan dengan ketelitian alat ukur. Dalam menuliskan hasil sebuah pengukuran
atau data eksperimen, perhatikan jumlah angka penting yang menggambarkan
keakuratan pengukuran atau eksperimen yang sudah dilakukan. Hal lain yang harus
diperhatikan adalah penggunaan notasi ilmiah dan satuan. Jika pengukuran
dilakukan dengan beberapa alat berbeda dan masing-masing memiliki ketelitian
yang berbeda, maka pelaporan hasil pengukuran harus memperhatikan angka penting yang paling sedikit. Ada
pengukuran yang dapat dilakukan secara berulang da nada pengukuran yang hanya
mungkin dilakukan satu kali saja (Sani, 2016 : 36-39).
C. Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Benang
kasur Secukupnya
b. Double
tipe Secukupnya
c. Gunting
1 Unit
d. Penggaris
plastik 1 Unit
e. Pulpen
1 Unit
2. Bahan
a. Uang
logam Rp. 100 1 Unit
b. Uang
logam Rp. 200 1 Unit
c. Uang
logam Rp. 500 1 Unit
D. Langkah
Kerja
1. Dilem
salah satu sisi pinggiran uang logam dengan menggunakan double tipe.
2. Disiapkan
benang, dan direkatkan pada pinggiran logam yang telah diberi lem tadi.
3. Dililitkan
benang tersebut sampai melingkari uang logam tersebut.
4. Ditandai
bagian akhir dari benang tersebut dengan pulpen. Kemudian gunting dibagian yang
telah diberi tanda tersebut.
5. Diukur
keliling uang logam tersebut. Dicatat hasil pengukuran.
6. Diukur
diameter uang logam. Dicatat hasil pengukuran.
E. Hasil
Pengamatan
Tabel
1.1 Hasil Pengukuran Keliling Uang Logam
No.
|
Uang
Logam
|
Kelliling
(cm)
|
|||||
k1
|
k2
|
k3
|
k4
|
k5
|
|||
1.
|
Rp.
100
|
7,4
|
7,4
|
7,4
|
7,5
|
7,5
|
|
2.
|
Rp.
200
|
8,2
|
8,0
|
8,0
|
8,0
|
8,5
|
|
3.
|
Rp.
500
|
8,3
|
8,7
|
8,7
|
8,5
|
8,8
|
Table
1.2 Hasil Pengukuran Diameter Uang Logam
No.
|
Uang
Logam
|
Diameter
(cm)
|
|||||
d1
|
d2
|
d3
|
d4
|
d5
|
|||
1.
|
Rp.
100
|
3,2
|
3,5
|
3,6
|
4,2
|
3,9
|
|
2.
|
Rp.
200
|
4,2
|
4,5
|
4,2
|
4,0
|
4,5
|
|
3.
|
Rp.
500
|
4,0
|
4,5
|
4,3
|
4,7
|
4,5
|
F. Analisis
Data
Menentukan nilai π dari hasil pengukuran
Untuk uang logam Rp. 100
Diketahui : k_1=7,4 cm
k_2=7,4 cm
k_3=7,4 cm
k_4=7,5 cm
k_5=7,5 cm
d_1=3,2 cm
d_2=3,5 cm
d_3=3,6 cm
d_4=4,0 cm
d_5=3,9 cm
Ditanya : π =⋯?
Penyelesaian :
k ̅=(k_1+ k_2+k_3+k_4+k_5)/5
k ̅=(7,4+7,4+7,4+7,5+7,5)/5
k ̅=37,2/5
k ̅=7,44 cm
d ̅=(d_1+ d_2+d_3+d_4+d_5)/5
d ̅=(3,2+3,5+3,6+4,0+3,9)/5
d ̅=18,4/5
d ̅=3,68 cm
π=k ̅/d ̅
π=(7,44 cm)/(3,68 cm)
π=2,02
Jadi, nilai π dari hasil perhitungan uang logam Rp. 100 adalah 2,02.
Untuk uang logam Rp. 200
Diketahui : k_1=8,2 cm
k_2=8,0 cm
k_3=8,0 cm
k_4=8,0 cm
k_5=8,5 cm
d_1=4,2 cm
d_2=4,3 cm
d_3=4,2 cm
d_4=4,0 cm
d_5=4,5 cm
Ditanya : π =⋯?
Penyelesaian :
k ̅=(k_1+ k_2+k_3+k_4+k_5)/5
k ̅=(8,2+8,0+8,0+8,0+8,5)/5
k ̅=40,7/5
k ̅=8,14 cm
d ̅=(d_1+ d_2+d_3+d_4+d_5)/5
d ̅=(4,2+4,3+4,2+4,0+4,5)/5
d ̅=21,5/5
d ̅=4,24 cm
π=k ̅/d ̅
π=(8,14 cm)/(4,24 cm)
π=2,0
Jadi, nilai π dari hasil perhitungan uang logam Rp. 200 adalah 2,0.
Untuk uang logam Rp. 500
Diketahui : k_1=8,3 cm
k_2=8,7 cm
k_3=8,7 cm
k_4=8,5 cm
k_5=8,8 cm
d_1=4,0 cm
d_2=4,5 cm
d_3=4,3 cm
d_4=4,7 cm
d_5=4,5 cm
Ditanya : π =⋯?
Penyelesaian :
k ̅=(k_1+ k_2+k_3+k_4+k_5)/5
k ̅=(8,3+8,7+8,7+8,5+8,8)/5
k ̅=43/5
k ̅=8,6 cm
d ̅=(d_1+ d_2+d_3+d_4+d_5)/5
d ̅=(4,0+4,5+4,3+4,7+4,5)/5
d ̅=22/5
d ̅=4,4 cm
π=k ̅/d ̅
π=(8,6 cm)/(4,4 cm)
π=2,0
Jadi, nilai π dari hasil perhitungan uang logam Rp. 500 adalah 2,0.
Menentukan ketidakpastian pengukuran
Untuk uang logam Rp. 100
Keliling
Ketidakpastian
∆k_a=(k_max-k_min)/2
∆k_a=(7,5-7,4)/2
∆k_a=0,1/2
∆k_a=0,05 cm
Jadi, ketidakpastian nilai keliling uang logam Rp. 100 adalah 0,05 cm.
Nilai keliling
k=k ̅±∆k_a
k=7,44±0,05
k_1=7,44+0,05
k_1=7,49 cm
k_2=7,44-0,05
k_2=7,39 cm
Jadi, nilai keliling uang logam Rp. 100 adalah 7,39 cm≤k≤7,49 cm.
Diameter
Ketidakpastian
∆d_a=(d_max-d_min)/2
∆d_a=(4,2-3,2)/2
∆d_a=1/2
∆d_a=0,5 cm
Jadi, ketidakpastian nilai diameter uang logam Rp. 100 adalah 0,5 cm.
Nilai diameter
d=d ̅±∆d_a
d=3,68±0,5
d_1=3,68+0,5
d_1=4,18 cm
d_2=3,68-0,5
d_2=3,18 cm
Jadi, nilai diameter uang logam Rp. 100 adalah 3,18 cm≤d≤4,18 cm.
Untuk uang logam Rp. 200
Keliling
Ketidakpastian
∆k_a=(k_max-k_min)/2
∆k_a=(8,5-8,0)/2
∆k_a=0,5/2
∆k_a=0,25 cm
Jadi, ketidakpastian nilai keliling uang logam Rp. 200 adalah 0,25 cm.
Nilai keliling
k=k ̅±∆k_a
k=8,14±0,25
k_1=8,14+0,25
k_1=8,39 cm
k_2=8,14-0,25
k_2=7,89 cm
Jadi, nilai keliling uang logam Rp. 200 adalah 7,89 cm≤k≤8,39 cm.
Diameter
Ketidakpastian
∆d_a=(d_max-d_min)/2
∆d_a=(4,5-4,0)/2
∆d_a=0,5/2
∆d_a=0,25 cm
Jadi, ketidakpastian nilai diameter uang logam Rp. 200 adalah 0,25 cm.
Nilai diameter
d=d ̅±∆d_a
d=4,24±0,25
d_1=4,24+0,25
d_1=4,49 cm
d_2=4,24-0,25
d_2=3,99 cm
Jadi, nilai diameter uang logam Rp. 200 adalah 3,99 cm≤d≤4,49 cm.
Untuk uang logam Rp. 500
Keliling
Ketidakpastian
∆k_a=(k_max-k_min)/2
∆k_a=(8,8-8,3)/2
∆k_a=0,5/2
∆k_a=0,25 cm
Jadi, ketidakpastian nilai keliling uang logam Rp. 500 adalah 0,25 cm.
Nilai keliling
k=k ̅±∆k_a
k=8,6±0,25
k_1=8,6+0,25
k_1=8,85 cm
k_2=8,6-0,25
k_2=8,35 cm
Jadi, nilai keliling uang logam Rp. 500 adalah 8,35 cm≤k≤8,85 cm.
Diameter
Ketidakpastian
∆d_a=(d_max-d_min)/2
∆d_a=(4,7-4,0)/2
∆d_a=0,7/2
∆d_a=0,35 cm
Jadi, ketidakpastian nilai diameter uang logam Rp. 500 adalah 0,35 cm.
Nilai diameter
d=d ̅±∆d_a
d=4,4±0,35
d_1=4,4+0,35
d_1=4,75 cm
d_2=4,4-0,35
d_2=4,05 cm
Jadi, nilai diameter uang logam Rp. 500 adalah 4,05 cm≤d≤4,75 cm.
Menentukan nilai π dari hasil pengukuran
Untuk uang logam Rp. 100
Diketahui : k_1=7,4 cm
k_2=7,4 cm
k_3=7,4 cm
k_4=7,5 cm
k_5=7,5 cm
d_1=3,2 cm
d_2=3,5 cm
d_3=3,6 cm
d_4=4,0 cm
d_5=3,9 cm
Ditanya : π =⋯?
Penyelesaian :
k ̅=(k_1+ k_2+k_3+k_4+k_5)/5
k ̅=(7,4+7,4+7,4+7,5+7,5)/5
k ̅=37,2/5
k ̅=7,44 cm
d ̅=(d_1+ d_2+d_3+d_4+d_5)/5
d ̅=(3,2+3,5+3,6+4,0+3,9)/5
d ̅=18,4/5
d ̅=3,68 cm
π=k ̅/d ̅
π=(7,44 cm)/(3,68 cm)
π=2,02
Jadi, nilai π dari hasil perhitungan uang logam Rp. 100 adalah 2,02.
Untuk uang logam Rp. 200
Diketahui : k_1=8,2 cm
k_2=8,0 cm
k_3=8,0 cm
k_4=8,0 cm
k_5=8,5 cm
d_1=4,2 cm
d_2=4,3 cm
d_3=4,2 cm
d_4=4,0 cm
d_5=4,5 cm
Ditanya : π =⋯?
Penyelesaian :
k ̅=(k_1+ k_2+k_3+k_4+k_5)/5
k ̅=(8,2+8,0+8,0+8,0+8,5)/5
k ̅=40,7/5
k ̅=8,14 cm
d ̅=(d_1+ d_2+d_3+d_4+d_5)/5
d ̅=(4,2+4,3+4,2+4,0+4,5)/5
d ̅=21,5/5
d ̅=4,24 cm
π=k ̅/d ̅
π=(8,14 cm)/(4,24 cm)
π=2,0
Jadi, nilai π dari hasil perhitungan uang logam Rp. 200 adalah 2,0.
Untuk uang logam Rp. 500
Diketahui : k_1=8,3 cm
k_2=8,7 cm
k_3=8,7 cm
k_4=8,5 cm
k_5=8,8 cm
d_1=4,0 cm
d_2=4,5 cm
d_3=4,3 cm
d_4=4,7 cm
d_5=4,5 cm
Ditanya : π =⋯?
Penyelesaian :
k ̅=(k_1+ k_2+k_3+k_4+k_5)/5
k ̅=(8,3+8,7+8,7+8,5+8,8)/5
k ̅=43/5
k ̅=8,6 cm
d ̅=(d_1+ d_2+d_3+d_4+d_5)/5
d ̅=(4,0+4,5+4,3+4,7+4,5)/5
d ̅=22/5
d ̅=4,4 cm
π=k ̅/d ̅
π=(8,6 cm)/(4,4 cm)
π=2,0
Jadi, nilai π dari hasil perhitungan uang logam Rp. 500 adalah 2,0.
Menentukan ketidakpastian pengukuran
Untuk uang logam Rp. 100
Keliling
Ketidakpastian
∆k_a=(k_max-k_min)/2
∆k_a=(7,5-7,4)/2
∆k_a=0,1/2
∆k_a=0,05 cm
Jadi, ketidakpastian nilai keliling uang logam Rp. 100 adalah 0,05 cm.
Nilai keliling
k=k ̅±∆k_a
k=7,44±0,05
k_1=7,44+0,05
k_1=7,49 cm
k_2=7,44-0,05
k_2=7,39 cm
Jadi, nilai keliling uang logam Rp. 100 adalah 7,39 cm≤k≤7,49 cm.
Diameter
Ketidakpastian
∆d_a=(d_max-d_min)/2
∆d_a=(4,2-3,2)/2
∆d_a=1/2
∆d_a=0,5 cm
Jadi, ketidakpastian nilai diameter uang logam Rp. 100 adalah 0,5 cm.
Nilai diameter
d=d ̅±∆d_a
d=3,68±0,5
d_1=3,68+0,5
d_1=4,18 cm
d_2=3,68-0,5
d_2=3,18 cm
Jadi, nilai diameter uang logam Rp. 100 adalah 3,18 cm≤d≤4,18 cm.
Untuk uang logam Rp. 200
Keliling
Ketidakpastian
∆k_a=(k_max-k_min)/2
∆k_a=(8,5-8,0)/2
∆k_a=0,5/2
∆k_a=0,25 cm
Jadi, ketidakpastian nilai keliling uang logam Rp. 200 adalah 0,25 cm.
Nilai keliling
k=k ̅±∆k_a
k=8,14±0,25
k_1=8,14+0,25
k_1=8,39 cm
k_2=8,14-0,25
k_2=7,89 cm
Jadi, nilai keliling uang logam Rp. 200 adalah 7,89 cm≤k≤8,39 cm.
Diameter
Ketidakpastian
∆d_a=(d_max-d_min)/2
∆d_a=(4,5-4,0)/2
∆d_a=0,5/2
∆d_a=0,25 cm
Jadi, ketidakpastian nilai diameter uang logam Rp. 200 adalah 0,25 cm.
Nilai diameter
d=d ̅±∆d_a
d=4,24±0,25
d_1=4,24+0,25
d_1=4,49 cm
d_2=4,24-0,25
d_2=3,99 cm
Jadi, nilai diameter uang logam Rp. 200 adalah 3,99 cm≤d≤4,49 cm.
Untuk uang logam Rp. 500
Keliling
Ketidakpastian
∆k_a=(k_max-k_min)/2
∆k_a=(8,8-8,3)/2
∆k_a=0,5/2
∆k_a=0,25 cm
Jadi, ketidakpastian nilai keliling uang logam Rp. 500 adalah 0,25 cm.
Nilai keliling
k=k ̅±∆k_a
k=8,6±0,25
k_1=8,6+0,25
k_1=8,85 cm
k_2=8,6-0,25
k_2=8,35 cm
Jadi, nilai keliling uang logam Rp. 500 adalah 8,35 cm≤k≤8,85 cm.
Diameter
Ketidakpastian
∆d_a=(d_max-d_min)/2
∆d_a=(4,7-4,0)/2
∆d_a=0,7/2
∆d_a=0,35 cm
Jadi, ketidakpastian nilai diameter uang logam Rp. 500 adalah 0,35 cm.
Nilai diameter
d=d ̅±∆d_a
d=4,4±0,35
d_1=4,4+0,35
d_1=4,75 cm
d_2=4,4-0,35
d_2=4,05 cm
Jadi, nilai diameter uang logam Rp. 500 adalah 4,05 cm≤d≤4,75 cm.
G. Pembahasan
Praktikum
kali membahas tentang angka signifikan. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk
menentukan nilai dari konstanta π dari pengukuran uang logam. Pengukuran adalah
kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur menggunakan alat ukur. Dalam
praktikum ini, alat ukur yang digunakan adalah penggaris atau mistar.
Pengukuran yang dilakukan tidak hanya satu kali saja, akan tetapi dilakukan
secara berulang.
Pengukuran berulang dilakukan agar sampel yang
diambil lebih banyak sehingga tingkat kesalahan yang diperoleh lebih kecil
dibandingkan dengan pengukuran tunggal. Kualitas hasil pengukuran suatu besaran
yang diukur dalam suatu percobaan ditentukan oleh faktor-faktor : benda yang
diukur, alat yang digunakan, orang yang mengukur dan lingkungan tempat
mengukur.
Berdasarkan hasil analisis percobaan, terdapat
perbedaan nilai atau hasil dari pengukuran berulang dengan pengukuran tunggal
baik dari nilai yang terhitung maupun dari angka ketidakpastiannya. Berdasarkan
teori yang ada, nilai π adalah 3,14, berdeda dengan hasil percobaan yang telah
dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kurang telitinya dalam melakukan pengukuran
uang logam. Adapun hasil perhitungan nilai π dari uang logam Rp. 100 adalah
2,02, uang logam Rp. 200 adalah 2,0 dan uang logam Rp. 500 adalah 2,0. Dari
hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai π berbeda dengan teori yang ada.
Tidak terlepas dari judul praktikum yaitu angka
signifikan, bahwa dari hasil perhitungan nilai π mengandung angka signifikan.
Terdapat tiga angka signifikan pada nilai π untuk uang logam Rp. 100, dua angka
penting pada nilai π untuk uang logam Rp.200 dan uang logam Rp. 500.
H. Penutup
1.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan, analisis data dan
pembahasan. Dapat disimpulkan bahwa :
a.
Dalam
kegiatan pengukuran terdapat angka atau nilai ketidakpastian dari hasil
pengukuran dengan dasar ketidakpastian setengah dari nilai skala terkecil (NST)
alat ukurnya.
b.
Dalam
melakukan pengukuran, alat ukur yang digunakan sangat berpengaruh dengan hasil
perhitungannya.
c.
Dalam
kegiatan pengukuran, semakin kecil skala alat ukuryang digunakan maka semakin
akurat nilai yang didapatkan dan semakin kecil angka ketidakpastiannya.
d.
Dalam
percobaan suatu pengukuran, dapat dilakukan secara berulang agar tingkat
kesalahan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan pengukuran tunggal.
e.
Dari
hasil analaisis data, nilai dari konstanta π yang didapatkan berbeda dengan
teori yang ada.
f.
Nilai
π dari uang logam Rp. 100 adalah 2,02, uang logam Rp. 200 adalah 2,0 dan uang
logam Rp. 500 adalah 2,0.
g.
Dari
hasil perhitungan nilai π tersebut terdapat angka signifikan pada nilai π untuk
uang logam Rp. 100, Rp. 200 dan Rp. 500.
2.
Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan, saya berharap kepada kelompok saya
agar dalam mengukur harus lebih teliti saat praktikum karena bisa terjadi
kesalahan seperti yang sudah dilakukan. Adapun untuk laporan ini saya harapkan
untuk diberi saran yang lebih baik agar laporan ini bisa lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Sani,
Ridwan Abdullah.2016. Demonstrasi dan
Eksperimen Fisika. Jakarta : Bumi Aksara.
Sears,
Zemansky.2000. Fisika Universitas.
Jakarta : Erlangga.
Tipler,
Paul A.1998. Fisika untuk Sains dan
Teknik. Jakarta : Erlangga.
1.
RIZKI
AMALIA ( E1Q018057 )
2.
ROSTINA ( E1Q018062 )
3.
SUPRIADI ( E1Q018067 )
4.
TIA
LISTIANI (
E1Q018069 )
5.
UPE’
SINTA WANGI (
E1Q018072 )
6.
SOFYAN
HADI (
E1Q018077 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar