A.
Pelaksanaan
Praktikum
1. Tujuan
: - Mahasiswa dapat membuat
jangka sorong sederhana .
-
Mahasiswa dapat
membuat mikrometer sekrup sederhana.
-
Mahasiswa dapat
mengerti prinsip kerja dari kedua alat tersebut.
2. Hari,
tanggal : Selasa, 09 Oktober 2018
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas
Mataram.
B.
Landasan Teori
Jangka sorong atau vernier caliper,
yang juga dikenal dengan sebutan scheetmat ini adalah alat ukur yang paling
sederhana dan paling banyak dipakai diantara alat ukur presisi yang ada.
Pengukuran yang dapat dilakukan yaitu pengukuran kedalaman, pengukuran diameter
dan pengukuran ketebalan serta diameter luar. Jangka sorong ini memungkinkan
pengukuran dengan pembacaan atau ketelitian sebesar 0,1 mm ; 0,05 mm atau 0,02
mm (tergantung pada jenis nominus). Jangka sorong umumnya terdiri dari batang
pengukur dari baja anti karat yang dikeraskan mempunyai rahang ukur tetap pada
salah satu ujungnya dan bagian yang bergerak yang mempunyai rahang ukur dan
skala nonius (Mustaman, 2013 : 41).
Mikrometer sekrup adalah alat ukur
panjang yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang kecil/tipis seperti
kertas. Skala terkecil micrometer sekrup adalah 0,01 mm atau 0,001 cm.
Sedangkan ketelitian micrometer sekrup adalah :
Micrometer
sekrup terdiri dari rahang tetap dan rahang geser disertai pemutar untuk
mengubah posisi rahang geser. Juga ada skala utama dan skala nonius (Ainiyah,
2018 : 20).
Micrometer sekrup digunakan untuk
mengukur panjang. Micrometer sekrup memiliki beberapa bagian utama, yakni skala
tetap, skala geser, rahang geser, rahang tetap, kunci dan pemutar. Pada
umumnya, micrometer sekrup dapat dipakai untuk mengukur panjang (lebar, tebal,
diameter) sampai batas ketelitian 0,01 mm. Ketika pemutar micrometer sekrup
diputar berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam sebesar sudut putaran 360⁰, maka pemutar telah bergeser mundur 0,5
mm, yang sama besar dengan geseran ujung rahang. Skala geser dibagi menjadi 50
bagian sama besar, maka pergeseran skala geser sebesar
Oleh karena itu, hitungan terkecil skala
adalah 0,01 mm dan 50 ketidakpastian pengukuran untuk satu kali pengukuran
adalah
(Sani, 2016 : 9 – 10).
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Bolpoin 1 Unit
b. Gunting
1 Unit
c. Penggaris
1 Unit
d. Penghapus
1 Unit
e. Pensil
1 Unit
f. Spidol
1 Unit
2. Bahan
a. Buku
teks 1 Unit
b. Kertas
buffalo 1 Lembar
c. Mur
dan baut 1 Unit
d. Uang
logam Rp. 100 1 Unit
D.
Langkah Kerja
1.
Jangka
sorong dengan ketelitian 0,1 cm
a.
Dipotong
kertas buffalo dengan ukuran 15 cm x 3 cm dengan cm x 3 cm masing-masing sebanyak 1 buah.
b.
Diambil
potongan kertas yang berukuran 15 cm x 3 cm (potongan 1), kemudian dibuat garis
lurus pada bagian bawah kertas tersebut sepanjang 15 cm.
c.
Dibuat
skala pada garis tersebut dibagi menjadi 15 bagian (bukan digunting atau
dilipat). Ditebalkan tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2….
15 pada tiap bagiannya.
d.
Diambil
potongan kertas yang berukuran 4 cm x 3 cm (potongan 2), kemudian dibuat garis
lurus pada bagian atas kertas tersebut sepanjang 4 cm.
e.
Dibuat
skala pada garis tersebut. Dibagi menjadi 15 bagian (bukan digunting atau
dilipat). Ditebalkan tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2….
15 pada tiap bagiannya.
f.
Dibuat
skala pada potongan 1 dan 2 sebesar 0,1 cm.
g.
Di
ukur ketebalan buku teks yang dimiliki dengan jangka sorong sederhana yang
telah dibuat.
2.
Jangka
sorong dengan ketelitian 0,01 cm.
a.
Dipotong
kertas buffalo dengan ukuran 15 cm x 3 cm sebanyak 1 buah dan 4 cm x 3 cm
sebanyak 2 buah.
b.
Diambil
potongan kertas yang berukuran 15 cm x 3 cm (potongan 3), kemudian dibuat garis
lurus pada bagian bawah kertas tersebut sepanjang 15 cm.
c.
Dibuat
skala pada garis tersebut. Dibagi menjadi 15 bagian (bukan digunting atau
dilipat). Ditebalkan tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2…15
d.
pada
tiap bagiannya.
e.
Diambil
potongan kertas yang berukuran 4 cm x 3 cm (potongan 4), kemudian dibuat garis
pada bagian atas kertas tersebut sepanjang 4 cm .
f.
Dibuat
skala pada garis tersebut 15 bagian (bukan digunting atau dilipat). Ditebalkan
tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2 ….15 pada tiap
bagiannya .
g.
Dibuat
skala pada potongan 3 dan 4 sebesar 0,01 cm.
h.
Di
ukur ketebalan buku teks yang dimiliki dengan jangka sorong sederhana yang
telah dibuat.
3.
Mikrometer
sederhana
a.
Dimasukkan
mur ke dalam baut (sekrup). Diusahakan
tepi luar mur sejajar dengan ujung sekrup .
b.
Diukur
jarak antara kepala bagian dalam dari sekrup dan sisi dalam dari mur. Dicatat
hasil pengukuran (sebagai L) .
c.
Kemudian
diputar umur sampai sisi bagian dalam mur menempel pada kepala bagian dalam
skrub. Dicatat berapa putaran untuk mencapai jarak tersebut (sebagai M).
d.
Diukur
diameter koin uang logam dengan cara meletakkan koin di antara sisi bagian
dalam kepala sekrup. Dan diputar mur sampai sisi bagian dalamnya menempel pada
salah satu sisi koin tersebut. Dicatat jumlah putaran untuk mencapai posisi
tersebut (sebagai H).
E.
Hasil Pengamatan
Gambar
2.1 Jangka Sorong Sederhana.
No.
|
Ketelitian
|
Gambar
|
|
Pembanding
|
Sebenarnya
|
||
1.
|
0,1
cm
|
||
2.
|
0,01
cm
|
Gambar
2.2 Mikrometer Sekrup Sederhana
No.
|
Ketelitian
|
Gambar
|
|
Pembanding
|
Sebenarnya
|
||
1.
|
0,1
cm
|
F. Analisis Data
G. Pembahasan
Pengukuran adalah membandingkanhasil yang tertera pada alat ukur dengan
besaran fisik benda. Dpat dilihat bahwa pengukuran merupakan bagian dari
keseharian manusia. Misalnya mengukur luas lapangan, tinggi badan, berat badan
dan sebagainya. Namun sering kita temui sesuatu yang tidak dapat diukur dengan
alat ukur biasa misalnya penggaris tidak dapat digunakan untuk mengukur
diameter cincin, pipa, lubang yang kecil dan sebagainya. Untuk itu kita
membutuhkan jangka sorong dan micrometer sekrup untuk melakukan pengukuran
terhadap sesuatu yang membutuhkan ketelitian lebih tinggi. Namun, jangka sorong
dan micrometer sekrup sangat sukar ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mempermudah pengukuran terhadap benda yang membutuhkan ketelitian lebih tinggi
tanpa harus membeli atau mencari micrometer sekrup dan jangka sorong yang
sangat sukar untuk ditemukan, maka dapat dibuat bentuk sederhana dari keduanya,
jangka sorong dan micrometer sekrup sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan
yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk membuat jangka
sorong sederhana hanya dibutuhkan kertas buffalo, penggaris dan bolpoin, cara
pembuatannya juga sangat mudah dan dapat dibuat oleh semua orang dengan
ketelitian sesuai keinginan. Begitupun dengan micrometer sekrup sederhana,
bahannya sangat mudah didapatkan, hanya berupa mur dan baut saja, mur dan baut
dapat langsung digunakan sebagai micrometer sederhana. Dengan melakukan
percobaan membuat jangka sorong dan micrometer sederhana ini dapat dipahami
prinsip kerja dari kedua alat tersebut tanpa memerlukan jangka sorong dan
micrometer sekrup yang sebenarnya, karena prinsip kerja dari kedua alat
tersebut hampir sama dengan jangka sorong dan micrometer sederhana yang telah
dibuat.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, yaitu membuat jangka sorong dan
micrometer sederhana kita hanya memerlukan alat dan bahan yang sederhana dan
mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam pembuatan jangka
sorong, dapat dilihat bahwa bahan-bahan yang dibutuhkan mudah untuk dijumpai,
hanya dibutuhkan kertas buffalo, penggaris, bolpoin, pensil, penghapus dan
gunting. Kertas buffalo berfungsi sebagai tempat penulisan skala utama dan
skala nonius dari jangka sorong sederhana yang dibuat. Penggaris berfungsi
untuk menentukan skala pada jangka sorong sederhana yang dibuat. Bolpoin dan
pensil digunakan untuk menulis skala pada kertas buffalo yang nantinya akan
menjadi skala utama dan skala nonius pada jangka sorong sederhana yang dibuat.
Penghapus digunakan untuk menghapus apabila terdapat kesalahan pada penulisan
skala yang ditulis menggunakan pensil. Sedangkan uang logam digunakan sebagai
objek yang diukur diameternya. Dalam pembuatan micrometer sekrup sederhana,
hanya dibutuhkan mur dan baut serta benda yang akan diukur. Mur dan baut
tersebut dapat langsung digunakan hanya dengan memasukkan mur kedalam baut, mur
dan baut ini berfungsi langsung sebagai skala pada micrometer sederhana yang
dibuat tersebut.
Dari
percobaan yang telah dilakukan terdapat hasil yang berbeda antara hasil
pengukuran dari jangka sorong dan micrometer sederhana yang telah dibuat dengan
jangka sorong dan micrometer sekrup yang sebenarnya. Hasil dari jangka sorong
sederhana dengan ketelitian 0,01 cm adalah 2,34 cm, sedangkan hasil pengukuran
dari jangka sorong sebenarnya dengan ketelitian yang sama adalah 2,32 cm. Hasil
dari micrometer sederhana dengan ketelitian 0,001 cm adalah 2,2 cm, sedangkan
hasil pengukuran dari micrometer sekrup sebenarnya adalah 2,3 cm. hasil yang
berbeda ini dapat terjadi karena berbagai factor, misalnya kesalahan pengamat
dalam membaca hasil pengukuran atau kesalahan pada saat pembuatan jangka sorong
dan micrometer sederhana sederhana, misalnya salah dalam pembuatan skala pada jangka
sorong sederhana dan salah perhitungan putaran pada saat memutar mur pada
micrometer sederhana. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan juga dapat
dilihat bahwa hasil pengukuran pada jangka sorong dengan ketelitian 0,01 cm
yaitu 2,34 cm lebih mendekati hasil sebenarnya yaitu 2,32 cm, daripada hasil
dari pengukuran jangka sorong sederhana dengan ketelitian 0,1 cm yaitu 2,44 cm.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jangka
sorong dan micrometer sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah
dijumpai didalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kerja dari jangka sorong dan
micrometer sekrup dapat dipahami dan dimengerti melalui jangka sorong dan
micrometer sekrup yang telah dibuat. Dari hasil pengukuran yang telah diperoleh
juga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar ketelitian dari alat ukur
yang digunakan maka hasil pengukuran yang didapatkan akan semakin jauh dari
hasil yang sebenarnya, jadi semakin kecil ketelitiannya maka hasil yang
didapatkan akan lebih teliti atau mendekati hasil yang sebenarnya.
H. Penutup
1.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan
teori, hasil pengamatan dan pembahasan. Dapat disimpulkan bahwa :
a.
Jangka
sorong lebih teliti dibandingkan mistar, sedangkan micrometer sekrup lebih
teliti dibandingkan jangka sorong.
b.
Jangka
sorong dan micrometer sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan yang sederhana
dan mudah didapatkan.
c.
Prinsip
kerja dari jangka sorong dan micrometer sekrup dapat dipahami dari jangka
sorong dan micrometer sederhana yang telah dibuat.
d.
Hasil
pengukuran dari jangka sorong dan micrometer sekrup dapat dicari dengan cara
menambahkan nilai skala utama dan skala nonius.
e.
Semakin
kecil ketelitian alat ukur yang digunakan maka hasil pengukurannya lebih teliti
atau mendekati hasil yang sebenarnya.
2.
Saran
Pada saat praktikum dilaksanakan,
diharapkan teman-teman dapat lebih tenang dan tidak membuat keributan yang
dapat menyebabkan kondisi praktikum menjadi tidak kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Jati, B.M.E.2013. Pengantar Fisika I. Yogyakarta : UGM Press.
Sani,
Ridwan Abdullah.2016. Demonstrasi dan
Eksperimen Fisika. Jakarta : Bumi Aksara.
DISUSUN OLEH
1. RIZKI AMALIA ( E1Q018057 )
2. ROSTINA ( E1Q018062 )
3. SUPRIADI ( E1Q018067 )
4. TIA LISTIANI ( E1Q018069 )
5. UPE’ SINTA WANGI ( E1Q018072 )
6. SOFYAN HADI ( E1Q018077 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar