Jumat, 26 April 2019

Laporan Praktikum Fisika Jangka Sorong dan Mikrometer Sederhana


JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SEDERHANA

A.    Pelaksanaan Praktikum
1.      Tujuan           : -    Mahasiswa dapat membuat jangka sorong sederhana .
-          Mahasiswa dapat membuat mikrometer sekrup sederhana.
-          Mahasiswa dapat mengerti prinsip kerja dari kedua alat tersebut.
2.      Hari, tanggal : Selasa, 09 Oktober 2018
3.      Tempat          : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.

B.     Landasan Teori
            Jangka sorong atau vernier caliper, yang juga dikenal dengan sebutan scheetmat ini adalah alat ukur yang paling sederhana dan paling banyak dipakai diantara alat ukur presisi yang ada. Pengukuran yang dapat dilakukan yaitu pengukuran kedalaman, pengukuran diameter dan pengukuran ketebalan serta diameter luar. Jangka sorong ini memungkinkan pengukuran dengan pembacaan atau ketelitian sebesar 0,1 mm ; 0,05 mm atau 0,02 mm (tergantung pada jenis nominus). Jangka sorong umumnya terdiri dari batang pengukur dari baja anti karat yang dikeraskan mempunyai rahang ukur tetap pada salah satu ujungnya dan bagian yang bergerak yang mempunyai rahang ukur dan skala nonius (Mustaman, 2013 : 41).
           Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang kecil/tipis seperti kertas. Skala terkecil micrometer sekrup adalah 0,01 mm atau 0,001 cm. Sedangkan ketelitian micrometer sekrup adalah :
Micrometer sekrup terdiri dari rahang tetap dan rahang geser disertai pemutar untuk mengubah posisi rahang geser. Juga ada skala utama dan skala nonius (Ainiyah, 2018 : 20).
            Micrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang. Micrometer sekrup memiliki beberapa bagian utama, yakni skala tetap, skala geser, rahang geser, rahang tetap, kunci dan pemutar. Pada umumnya, micrometer sekrup dapat dipakai untuk mengukur panjang (lebar, tebal, diameter) sampai batas ketelitian 0,01 mm. Ketika pemutar micrometer sekrup diputar berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam sebesar sudut putaran 360, maka pemutar telah bergeser mundur 0,5 mm, yang sama besar dengan geseran ujung rahang. Skala geser dibagi menjadi 50 bagian sama besar, maka pergeseran skala geser sebesar  Oleh karena itu, hitungan terkecil skala adalah 0,01 mm dan 50 ketidakpastian pengukuran untuk satu kali pengukuran adalah  (Sani, 2016 : 9 – 10).

C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Bolpoin                            1 Unit
b.      Gunting                            1 Unit
c.       Penggaris                         1 Unit
d.      Penghapus                        1 Unit
e.       Pensil                               1 Unit
f.       Spidol                               1 Unit
2.      Bahan
a.       Buku teks                         1 Unit
b.      Kertas buffalo                  1 Lembar
c.       Mur dan baut                   1 Unit
d.      Uang logam Rp. 100        1 Unit

D.    Langkah Kerja
1.      Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 cm
a.       Dipotong kertas buffalo dengan ukuran 15 cm x 3 cm dengan  cm x 3 cm masing-masing sebanyak 1 buah.
b.      Diambil potongan kertas yang berukuran 15 cm x 3 cm (potongan 1), kemudian dibuat garis lurus pada bagian bawah kertas tersebut sepanjang 15 cm.
c.       Dibuat skala pada garis tersebut dibagi menjadi 15 bagian (bukan digunting atau dilipat). Ditebalkan tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2…. 15 pada tiap bagiannya.
d.      Diambil potongan kertas yang berukuran 4 cm x 3 cm (potongan 2), kemudian dibuat garis lurus pada bagian atas kertas tersebut sepanjang 4 cm.
e.       Dibuat skala pada garis tersebut. Dibagi menjadi 15 bagian (bukan digunting atau dilipat). Ditebalkan tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2…. 15 pada tiap bagiannya.
f.       Dibuat skala pada potongan 1 dan 2 sebesar 0,1 cm.
g.      Di ukur ketebalan buku teks yang dimiliki dengan jangka sorong sederhana yang telah dibuat.
2.      Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 cm.
a.       Dipotong kertas buffalo dengan ukuran 15 cm x 3 cm sebanyak 1 buah dan 4 cm x 3 cm sebanyak 2 buah.
b.      Diambil potongan kertas yang berukuran 15 cm x 3 cm (potongan 3), kemudian dibuat garis lurus pada bagian bawah kertas tersebut sepanjang 15 cm.
c.       Dibuat skala pada garis tersebut. Dibagi menjadi 15 bagian (bukan digunting atau dilipat). Ditebalkan tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2…15
d.      pada tiap bagiannya.
e.       Diambil potongan kertas yang berukuran 4 cm x 3 cm (potongan 4), kemudian dibuat garis pada bagian atas kertas tersebut sepanjang 4 cm .
f.       Dibuat skala pada garis tersebut 15 bagian (bukan digunting atau dilipat). Ditebalkan tiap bagiannya menggunakan spidol. Dituliskan angka 1,2 ….15 pada tiap bagiannya .
g.      Dibuat skala pada potongan 3 dan 4 sebesar 0,01 cm.
h.      Di ukur ketebalan buku teks yang dimiliki dengan jangka sorong sederhana yang telah dibuat.
3.      Mikrometer sederhana
a.       Dimasukkan mur  ke dalam baut (sekrup). Diusahakan tepi luar mur sejajar dengan ujung sekrup .
b.      Diukur jarak antara kepala bagian dalam dari sekrup dan sisi dalam dari mur. Dicatat hasil pengukuran (sebagai L) .
c.       Kemudian diputar umur sampai sisi bagian dalam mur menempel pada kepala bagian dalam skrub. Dicatat berapa putaran untuk mencapai jarak tersebut (sebagai M).
d.      Diukur diameter koin uang logam dengan cara meletakkan koin di antara sisi bagian dalam kepala sekrup. Dan diputar mur sampai sisi bagian dalamnya menempel pada salah satu sisi koin tersebut. Dicatat jumlah putaran untuk mencapai posisi tersebut (sebagai H).

E.     Hasil Pengamatan
Gambar 2.1 Jangka Sorong Sederhana.

No.

Ketelitian
Gambar
Pembanding
Sebenarnya





1.





0,1 cm








2.





0,01 cm


Gambar 2.2 Mikrometer Sekrup Sederhana

No.

Ketelitian
Gambar
Pembanding
Sebenarnya






1.






0,1 cm


F.      Analisis Data
                              .

G.    Pembahasan
              Pengukuran adalah membandingkanhasil yang tertera pada alat ukur dengan besaran fisik benda. Dpat dilihat bahwa pengukuran merupakan bagian dari keseharian manusia. Misalnya mengukur luas lapangan, tinggi badan, berat badan dan sebagainya. Namun sering kita temui sesuatu yang tidak dapat diukur dengan alat ukur biasa misalnya penggaris tidak dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin, pipa, lubang yang kecil dan sebagainya. Untuk itu kita membutuhkan jangka sorong dan micrometer sekrup untuk melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang membutuhkan ketelitian lebih tinggi. Namun, jangka sorong dan micrometer sekrup sangat sukar ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah pengukuran terhadap benda yang membutuhkan ketelitian lebih tinggi tanpa harus membeli atau mencari micrometer sekrup dan jangka sorong yang sangat sukar untuk ditemukan, maka dapat dibuat bentuk sederhana dari keduanya, jangka sorong dan micrometer sekrup sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk membuat jangka sorong sederhana hanya dibutuhkan kertas buffalo, penggaris dan bolpoin, cara pembuatannya juga sangat mudah dan dapat dibuat oleh semua orang dengan ketelitian sesuai keinginan. Begitupun dengan micrometer sekrup sederhana, bahannya sangat mudah didapatkan, hanya berupa mur dan baut saja, mur dan baut dapat langsung digunakan sebagai micrometer sederhana. Dengan melakukan percobaan membuat jangka sorong dan micrometer sederhana ini dapat dipahami prinsip kerja dari kedua alat tersebut tanpa memerlukan jangka sorong dan micrometer sekrup yang sebenarnya, karena prinsip kerja dari kedua alat tersebut hampir sama dengan jangka sorong dan micrometer sederhana yang telah dibuat.
             Dalam percobaan yang telah dilakukan, yaitu membuat jangka sorong dan micrometer sederhana kita hanya memerlukan alat dan bahan yang sederhana dan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam pembuatan jangka sorong, dapat dilihat bahwa bahan-bahan yang dibutuhkan mudah untuk dijumpai, hanya dibutuhkan kertas buffalo, penggaris, bolpoin, pensil, penghapus dan gunting. Kertas buffalo berfungsi sebagai tempat penulisan skala utama dan skala nonius dari jangka sorong sederhana yang dibuat. Penggaris berfungsi untuk menentukan skala pada jangka sorong sederhana yang dibuat. Bolpoin dan pensil digunakan untuk menulis skala pada kertas buffalo yang nantinya akan menjadi skala utama dan skala nonius pada jangka sorong sederhana yang dibuat. Penghapus digunakan untuk menghapus apabila terdapat kesalahan pada penulisan skala yang ditulis menggunakan pensil. Sedangkan uang logam digunakan sebagai objek yang diukur diameternya. Dalam pembuatan micrometer sekrup sederhana, hanya dibutuhkan mur dan baut serta benda yang akan diukur. Mur dan baut tersebut dapat langsung digunakan hanya dengan memasukkan mur kedalam baut, mur dan baut ini berfungsi langsung sebagai skala pada micrometer sederhana yang dibuat tersebut.
          Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat hasil yang berbeda antara hasil pengukuran dari jangka sorong dan micrometer sederhana yang telah dibuat dengan jangka sorong dan micrometer sekrup yang sebenarnya. Hasil dari jangka sorong sederhana dengan ketelitian 0,01 cm adalah 2,34 cm, sedangkan hasil pengukuran dari jangka sorong sebenarnya dengan ketelitian yang sama adalah 2,32 cm. Hasil dari micrometer sederhana dengan ketelitian 0,001 cm adalah 2,2 cm, sedangkan hasil pengukuran dari micrometer sekrup sebenarnya adalah 2,3 cm. hasil yang berbeda ini dapat terjadi karena berbagai factor, misalnya kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran atau kesalahan pada saat pembuatan jangka sorong dan micrometer sederhana sederhana, misalnya salah dalam pembuatan skala pada jangka sorong sederhana dan salah perhitungan putaran pada saat memutar mur pada micrometer sederhana. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan juga dapat dilihat bahwa hasil pengukuran pada jangka sorong dengan ketelitian 0,01 cm yaitu 2,34 cm lebih mendekati hasil sebenarnya yaitu 2,32 cm, daripada hasil dari pengukuran jangka sorong sederhana dengan ketelitian 0,1 cm yaitu 2,44 cm.
            Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jangka sorong dan micrometer sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah dijumpai didalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kerja dari jangka sorong dan micrometer sekrup dapat dipahami dan dimengerti melalui jangka sorong dan micrometer sekrup yang telah dibuat. Dari hasil pengukuran yang telah diperoleh juga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar ketelitian dari alat ukur yang digunakan maka hasil pengukuran yang didapatkan akan semakin jauh dari hasil yang sebenarnya, jadi semakin kecil ketelitiannya maka hasil yang didapatkan akan lebih teliti atau mendekati hasil yang sebenarnya.

H.    Penutup
1.      Kesimpulan
             Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan dan pembahasan. Dapat disimpulkan bahwa :
a.       Jangka sorong lebih teliti dibandingkan mistar, sedangkan micrometer sekrup lebih teliti dibandingkan jangka sorong.
b.      Jangka sorong dan micrometer sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapatkan.
c.       Prinsip kerja dari jangka sorong dan micrometer sekrup dapat dipahami dari jangka sorong dan micrometer sederhana yang telah dibuat.
d.      Hasil pengukuran dari jangka sorong dan micrometer sekrup dapat dicari dengan cara menambahkan nilai skala utama dan skala nonius.
e.       Semakin kecil ketelitian alat ukur yang digunakan maka hasil pengukurannya lebih teliti atau mendekati hasil yang sebenarnya.
2.      Saran

            Pada saat praktikum dilaksanakan, diharapkan teman-teman dapat lebih tenang dan tidak membuat keributan yang dapat menyebabkan kondisi praktikum menjadi tidak kondusif.


DAFTAR PUSTAKA
Jati, B.M.E.2013. Pengantar Fisika I. Yogyakarta : UGM Press.
Sani, Ridwan Abdullah.2016. Demonstrasi dan Eksperimen Fisika. Jakarta : Bumi Aksara.


DISUSUN OLEH
1.      RIZKI AMALIA                              ( E1Q018057 )
2.      ROSTINA                                          ( E1Q018062 )
3.      SUPRIADI                                        ( E1Q018067 )
4.      TIA LISTIANI                                  ( E1Q018069 )
5.      UPE’ SINTA WANGI                     ( E1Q018072 )
6.      SOFYAN HADI                                ( E1Q018077 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018

Tidak ada komentar: