A. Pelakanaan Praktikum
1. Tujuan : -Menentukan diameter suatu benda melalui pengukuran jangka
sorong.
-Menentukan ketebalan suatu benda melalui pengukuran
menggunakan mikrometer sekrup.
2. Hari, tanggal : Selasa, 23 Oktober 2018
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Melakukan suatu pengukuran, fisikawan harus memiliki metode tersendiri yang harus diukur sedemikian rupa sehingga pengukuran yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya. Pengertian pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran suatu objek atau suatu fenomena dengan standar yang sesuai. Seseorang fisikawan ketika eksperimental sedang melakukan pengukuran dan menentukan suatu nilai besaran dengan bantuan alat yang disebut sebagai alat ukur. Hasil pengukuran kemudian disajikan sebagai perkalian antara sebuah bilangan rill dengan satuan yang dipakai. Bilangan rill dalam hasil pengukuran menunjukan hasil perbandingan (rasio) antara besaran yang diukur dengan duplikat standar besaran yang digunakan dalam menentukan suatu pengukuran ( Rosyid, 2014 : 45).
Jangka sorong mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala nonius mempunyai ketelitian 1/n x 1 mm, batas ukur jangka sorong 0 cm sampai 15 cm. Kegunaan alat ukur jangka sorong seperti mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit, mengukur suatu benda dari sisi dalam yang biasanya berupa lubang (pada pipa maupun lainnya) dengan cara diukur dan mengukur kedalaman celah/ lubang pada suatu benda dengan cara “ menacapkan atau menusukkan “ bagian pengukur ( Rapi, 2017: 29).
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, seperti halnya jangka sorong , mikrometer sekrup terdiri atas rahang tetap yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam satuan mm. Panjang skala utama dalam mikrometer sekrup pada umumnya mencapai 25 mm. Jarak antara 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,5 mm. Poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar (bidal) yang ujungnya terdapat garis skala yang membagi menjadi 50 bagian yang sama disebut sebagai skala nonius. Rahang geser yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk memegang benda yang diukur bersama dengan rahang tetap. Ketelitian dari mikrometer sekrup adalah 0,005 mm dengan ketelitian 0,005, maka mikrometer sekrup dapat dipergunakan untuk mengukur tebal kertas dengan teliti ( Gunada, 2014 : 12).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Jangka sorong 1 Unit
b. Mikrometer sekrup 1 Unit
2. Bahan
a. Baut 1 Unit
b. Kelereng 1 Unit
c. Pipa PVC 1 Unit
d. Uang logam Rp. 500,00 1 Unit
D. Langkah Kerja
1. Mengukur diameter luar sebuah benda menggunakan jangka sorong
a. Diputar sekrup pengunci kearah kiri, dibuka bagian rahang sorong dan didorong secara perlahan.
b. Dimasukkan benda yang akan diukur ke rahang bawah jangka sorong. Kemudian geser rahang agar rahang tetap pada benda dan putar sekrup pengunci ke kanan.
c. Diperhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0, pada skala nonius. Ketika mengamati, mata harus tegak lurus dengan alat ukur. Lalu ditulis skala utama yang terbaca.
d. Diperhatikan garis pada skala nonius yang tepat berhimpitan dengan garis pada skala utama, lalu ditulis nilai skala nonius yang terbaca dan dikalikan dengan 0,1 mm.
e. Hasil pengukurannya adalah penambahan dari kedua nilai tersebut yaitu skala utama ditambah dengan kelebihan panjang ditunjukan oleh skala nonius.\
2. Mengukur ketelitian sebuah benda menggunakan mikrometer sekrup
a. Dipasang pengunci dalam keadaan terbuka. Kemudian buka rahang dengan cara pemutar digeser kearah kiri.
b. Diletakkan benda diantara poros tetap dan poros geser, lalu ditutup kembali rahang hingga tepat menjepit benda.
c. Diputar pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi dan mikrometer sekrup diposisikan hingga tegak lurus dengan mata.
d. Diperhatikan garis pada skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar. Dicatat hasil pembacaan skala utama.
e. Diperhatikan garis mendatar pada sklala nonius yang berdekatan dengan garis mendatar pada skala utama. Dicatat hasil pembacaan skala nonius dan dikalikan dengan 0,1 mm.
f. Hasil pengukurannya adalah pejumlahan dan nilai skala utama dengan kelebihaan panjang ditunjukan oleh skala nonius.
E. Hasil Pengamatan
1. Jangka Sorong
a. Gambar Jangka Sorong
Gambar 3.1 Jangka Sorong
b. Tabel Fungsi Bagian-bagian Jangka Sorong
No.
|
Nama
|
Fungsi
|
1.
|
Rahang Dalam
|
Mengatur diameter bagian luar suatu benda.
|
2.
|
Rahang Luar
|
Mengukur diameter bagian dalam suatu benda.
|
3.
|
Pengukur Kedalaman
|
Mengukur kedalaman sebuah benda.
|
4.
|
Skala Utama (cm)
|
Menyatakan ukuran utama dalam bentuk centimeter.
|
5.
|
Skala Utama (inci)
|
Menyatakan ukuran utama dalam bentuk inci.
|
6.
|
Skala Nonius (mm)
|
Skala pengukuran fraksi dalam bentuk millimeter.
|
7.
|
Skala Nonius (inci)
|
Menyatakan skala pengukuran dalam bentuk inci.
|
8.
|
Pengunci
|
Menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses pengukuran.
|
Tabel 3,1 Fungsi Bagian-bagian Jangka Sorong
c. Tabel Hasil Pengukuran Diameter dengan Menggunakan Jnagka Sorong
No.
|
Diameter (mm)
| |||
Uang logan Rp. 500,00
|
Kelereng
|
Baut
|
Pipa PVC
| |
1.
|
27,25
|
16,35
|
40,9
|
29,05
|
2.
|
27,3
|
16,25
|
40,85
|
29,1
|
3.
|
27,3
|
16,1
|
40,9
|
29
|
4.
|
27,25
|
16,1
|
40,95
|
29,35
|
5.
|
27,2
|
16,3
|
40,9
|
29,15
|
Tabel 3.2 Pengukuran Diameter Menggunakan Jangka Sorong
d. Tabel Selisih Diameter Hasil Pengukuran dengan Nilai Rata-rata Menggunakan Jangka Sorong
No.
|
Diameter (mm)
| |||
Uang logan Rp. 500,00
|
Kelereng
|
Baut
|
Pipa PVC
| |
1.
|
-0,01
|
0,13
|
0
|
-0,08
|
2.
|
0,04
|
0,03
|
-0,05
|
-0,03
|
3.
|
0,04
|
-0,12
|
0
|
-0,13
|
4.
|
-0,01
|
-0,12
|
0,76
|
0,22
|
5.
|
-0,06
|
0,08
|
0
|
0,02
|
Tabel 3.3 Selisih Diameter Hasil Pengukuran dengan Diameter Rata-rata Menggunakan Jangka Sorong
2. Mikrometer Sekrup
a. Gambar Mikrometer Sekrup
Gambar 3.2 Mikrometer Sekrup
b. Tabel Fungsi Bagian-bagian Mikrometer Sekrup
No.
|
Nama
|
Fungsi
|
1.
|
Bingkai
|
Mengurangi peregangan dan mempermudah proses pengukuran.
|
2.
|
Poros Tetap
|
Sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur.
|
3.
|
Poros Gerak
|
Menggerakkan secara maju dan mundur pada poros tetap.
|
4.
|
Menahan poros gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran.
| |
5.
|
Thimble
|
Sebagai tempat dimana skala nonius berada (dalam satuan mm).
|
6.
|
Stave
|
Sebagai tempat dimana skala utama berada (dalam skala mm).
|
7.
|
Raichet Knobe
|
Untuk memutar poros gerak saat ujung dari proses gerak telah dekat dengan benda yang akan diukur.
|
Tabel 3.4 Fungsi Bagian-bagian Mikrometer Sekrup
c. Tabel Hasil Pengukuran Ketebalan denngan Menggunakan Mikrometer Sekrup
No.
|
Ketebalan (mm)
| |||
Uang logan Rp. 500,00
|
Kelereng
|
Baut
|
Pipa PVC
| |
1.
|
1,59
|
15,78
|
7,66
|
1,87
|
2.
|
1,91
|
15,85
|
7,65
|
1,69
|
3.
|
2,61
|
15,82
|
7,59
|
1,98
|
4.
|
2,60
|
15,88
|
7,71
|
1,38
|
5.
|
1,98
|
15,83
|
7,66
|
1,92
|
Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Ketebalan dengan Menggunakan mikrometer Sekrup
d. Tabel Seleisih Ketebalan denganNilai Rata-rata Menggunakan Mikrometer Sekrup
No.
|
Ketebalan (mm)
| |||
Uang logan Rp. 500,00
|
Kelereng
|
Baut
|
Pipa PVC
| |
1.
|
-0,35
|
-0,05
|
0,01
|
0,1
|
2.
|
-0,03
|
0,02
|
0
|
-0,08
|
3.
|
0,67
|
-0,01
|
-0,06
|
0,21
|
4.
|
-0,34
|
0,05
|
0,06
|
-0,39
|
5.
|
0.04
|
0
|
0,01
|
0,15
|
Tabel 3.6 Selisih Ketebalan dengan Nilai Rata-rata Menggunakan Mikrometer Sekrup
F. Analisi Data
1. Analisis Data dengan Menggunakan Alat Ukur Jangka Sorong
Tabel Hasil Pengamatan Ketebalan Benda Menggunakan Jangka Sorong
No.
|
Diameter (mm)
| |||
Uang logan Rp. 500,00
|
Kelereng
|
Baut
|
Pipa PVC
| |
1.
|
27,25
|
16,35
|
40,9
|
29,05
|
2.
|
27,3
|
16,25
|
40,85
|
29,1
|
3.
|
27,3
|
16,1
|
40,9
|
29
|
4.
|
27,25
|
16,1
|
40,95
|
29,35
|
5.
|
27,2
|
16,3
|
40,9
|
29,15
|
a. Diameter Uang Logam Rp. 500,00
1. Menghitung Nilai Rata-rata
Diketahui : x1 = 27,25 mm
x2 = 27,3 mm
x3 = 27,3 mm
x4 = 27,25 mm
x5 = 27,2 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata diameter dari pengukuran uang logam Rp.500,00 adalah 27,26 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 27,26 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran diameter uang logam Rp 500,00 adalah 0,05 mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 27,26 mm 0,05 mm
Percobaan ke
|
Diameter uang logam Rp 500 (mm)
| |
1
|
27,25
|
-0,01
|
2
|
27,3
|
0,04
|
3
|
27,3
|
0,04
|
4
|
27,25
|
-0,01
|
5
|
27,2
|
-0,06
|
Tabel Selisih Diameter Uang Logam Rp. 500,00
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD = 0,04 mm
Jadi, standar deviasi dari pengukuran diameter uang logam Rp. 500,00 adalah
0,04 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 27,26 mm 0,04 mm
NP1 =
NP1 = 27,26mm 0,04 mm
NP1 = 27,3 mm
NP2 =
NP2 = 27,26 mm 0,04 mm
NP2 = 27,22 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran diameter uang logam Rp 500,00 adalah 27,22 mm sampai 27,3 mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 0,14673514%
%KR = 0,15%
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran diameter uang logam Rp 500,00 adalah 0,15 %.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% 0,15%
%KP = 99,85 %
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran diameter uang logam Rp 500,00 adalah 99,85%.
b. Diameter Kelereng
1. Menghitung nilai rata-rata
Diketahui : x1 = 16,35 mm
x2 = 16,25 mm
x3 = 16,1 mm
x4 = 16,1 mm
x5 = 16,3 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata diameter dari pengukuran kelereng adalah 16,22 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 16,22 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran diameter kelereng adalah mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 16,22 mm 0,12 mm
Percobaan ke
|
Diameter kelereng (mm)
| |
1
|
16,35
|
0,13
|
2
|
16,25
|
0,03
|
3
|
16,1
|
-0,12
|
4
|
16,1
|
-0,12
|
5
|
16,3
|
0,08
|
Tabel Selisih Diameter Kelereng
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
Jadi, standar deviasi dari pengukuran diameter kelereng adalah 0,11 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 16,22 mm mm
NP1 =
NP1 = 16,22 mm 0,11 mm
NP1 = 16,33 mm
NP2 =
NP2 = 16,22 mm 0,11 mm
NP2 = 16,11 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran diameter kelereng adalah 16,33 mm sampai 16,11mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 0,67817509%
%KR = 0,68%
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran diameter kelereng adalah 0,68%.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% %
%KP = 99,32 %
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran diameter kelereng adalah 99,32%.
c. Diameter Baut
1. Menghitung nilai rata-rata
Diketahui : x1 = 40,9 mm
x2 = 40,85 mm
x3 = 40,9 mm
x4 = 40,95 mm
x5 = 40,9 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata diameter dari pengukuran baut adalah 40,9 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 40,9 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran diameter baut adalah 0,05 mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 40,9 mm 0,05 mm
Percobaan ke
|
Diameter baut (mm)
| |
1
|
40,9
|
0
|
2
|
40,85
|
-0,05
|
3
|
40,9
|
0
|
4
|
40.95
|
0,76
|
5
|
40,9
|
0
|
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD = 0,38 mm
Jadi, standar deviasi dari pengukuran diameter baut adalah 0,38 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 40,9 mm mm
NP1 =
NP1 = 40,9 mm mm
NP1 = 41,28 mm
NP2 =
NP2 = 40,9 mm mm
NP2 = 40,52 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran diameter baut adalah 41,28 mm sampai 4,52 mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 0,0092909535 100%
%KR = 0,92909535
%KR =0,93%
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran diameter baut adalah 0,93%.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% %
%KP = 99,07%
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran diameter baut adalah 99,07%.
d. Diameter Pipa PVC
1. Menghitung nilai rata-rata
Diketahui : x1 = 29,05 mm
x2 = 29,1 mm
x3 = 29 mm
x4 = 29,35 mm
x5 = 29,15 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata diameter dari pengukuran bilah PVC adalah 29,13 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 29,13 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran diameter bilah PVC adalah 0,18 mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 29,13 mm 0,18 mm
Percobaan ke
|
Diameter bilah PVC (mm)
| |
1
|
29,05
|
-0,08
|
2
|
29,1
|
-0,03
|
3
|
29
|
-0,13
|
4
|
29,35
|
0,22
|
5
|
29,15
|
0.02
|
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD = 0,13 mm
Jadi, standar deviasi dari pengukuran diameter bilah PVC adalah 0,13 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 29,13 mm mm
NP1 =
NP1 = 29,13 mm mm
NP1 = 29,26 mm
NP2 =
NP2 = 29,13 mm 0,13 mm
NP2 = 29 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran diameter bolah PVC adalah 29,26 mm sampai 29 mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 0,44625732
%KR = 0,45%
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran diameter bilah PVC adalah 0,45%.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% 0,45%
%KP = 99,55%
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran diameter bilah PVC adalah 99,55%.
2. Mikrometer sekrup
Tabel Hasil Pemgamatan Benda Mengguakan Mikrometer Sekrup
No.
|
Ketebalan (mm)
| |||
Uang logan Rp. 500,00
|
Kelereng
|
Baut
|
Pipa PVC
| |
1.
|
1,59
|
15,78
|
7,66
|
1,87
|
2.
|
1,91
|
15,85
|
7,65
|
1,69
|
3.
|
2,61
|
15,82
|
7,59
|
1,98
|
4.
|
2,60
|
15,88
|
7,71
|
1,38
|
5.
|
1,98
|
15,83
|
7,66
|
1,92
|
a. Ketebalan Uang Logam
1. Menghitung nilai rata-rata
Diketahui : x1 = 1,59 mm
x2 = 1,91 mm
x3 = 2,61 mm
x4 = 2,60 mm
x5 = 1,98 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata dari pengukuran ketebalan uang logam adalah 1,94 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 1,94 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran ketebalan uang logam Rp 500 adalah 0,51 mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 1,94 mm mm
Tabel Selisih Ketebalan Uang Logam Rp. 500,00
Percobaan ke
|
Ketebalan uang logam Rp 500 (mm)
| |
1
|
1,59
|
-0,35
|
2
|
1,91
|
-0,03
|
3
|
2,61
|
0,67
|
4
|
2,60
|
-0,34
|
5
|
1,98
|
0,04
|
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD = 0,42 mm
Jadi, standar deviasi dari pengukuran ketebalan uang logam Rp. 500,00 adalah 0,42 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 1,94 mm mm
NP1 =
NP1 = 1,94 mm 0,42 mm
NP1 = 2,36 mm
NP2 =
NP2 = 1,94 mm mm
NP2 = 1,52 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran ketebalan uang logam Rp 500,00 adalah 2,36 mm sampai 1,52 mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = %
%KR =22 %
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran ketebalan uang logam Rp. 500,00 adalah 22%.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% 22%
%KP = 88%
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran ketebalan uang logam Rp.500 ,00adalah 88%.
b. Ketebalan Kelereng
1. Menghitung nilai rata-rata
Diketahui : x1 = 15,78 mm
x2 = 15,85 mm
x3 = 15,82 mm
x4 = 15,88 mm
x5 = 25,83 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata dari pengukuran ketebalan kelereng adalah 15,83 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 15,83 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran ketebalan kelereng adalah 0,05 mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 15,83 mm 0,05 mm
Tabel Selisih Ketebalan Kelereng
Percobaan ke
|
Diameter baut (mm)
| |
1
|
15,78
|
-0,05
|
2
|
15,85
|
0,02
|
3
|
15,82
|
-0,01
|
4
|
15,88
|
0,05
|
5
|
15,83
|
0
|
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =0,0370809
SD = 0,04 mm
Jadi, standar deviasi dari pengukuran ketebalan kelereng adalah 0,04 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 15,83 mm 0,04 mm
NP1 =
NP1 = 15,83 mm 0,04 mm
NP1 = 15,87 mm
NP2 =
NP2 = 15,83 mm 0,04 mm
NP2 = 15,79 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran ketebalan kelereng adalah 15,87 mm sampai
15,79 mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR =
%KR = 0,25%
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran ketebalan kelereng adalah 0,25%.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% 0,25%
%KP = 99,75%
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran ketebalan kelereng adalah 99,75%.
c. Ketebalan Baut
1. Menghitung nilai rata-rata
Diketahui : x1 = 7,66 mm
x2 = 7,65 mm
x3 = 7,59 mm
x4 = 7,71 mm
x5 = 7,66 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata ketebalan dari pengukuran bautadalah 7,65 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 7,65 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran ketebalanbaut adalah 0,06 mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 7,65 mm mm
Tabel Selisih Ketebalan Baut
Percobaan ke
|
Diameter baut (mm)
| |
1
|
7,66
|
0,01
|
2
|
7,65
|
0
|
3
|
7,59
|
-0,06
|
4
|
7,71
|
0,06
|
5
|
7,66
|
0,01
|
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD = 0,04 mm
Jadi, standar deviasi dari pengukuran ketebalanbaut adalah 0,04 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 7,65 mm 0,04 mm
NP1 =
NP1 = 7,65 mm 0,04 mm
NP1 = 7,69 mm
NP2 =
NP2 = 7,65 mm 0,04 mm
NP2 = 7,61 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran ketebalanbaut adalah 7,69 mm sampai 7,61 mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 0,5%
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran ketebalanbaut 0,5%.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% %
%KP = 99,5%
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran ketebalanbaut adalah 99,5%.
d. Ketebalan pipa PVC
1. Menghitung nilai rata-rata
Diketahui : x1 = 1,87 mm
x2 = 1,69 mm
x3 = 1,98 mm
x4 = 1,38 mm
x5 = 1,92 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai rata-rata ketebalan dari pengukuran pipa PVC adalah 1,77 mm.
2. Menghitung Ketidakpastian
Diketahui : = 1,77 mm
Ditanya : = . . . ?
Penyelesaian :
Jadi, nilai ketidakpastian dari pengukuran ketebalan pipa PVC adalah 0,3 mm. Maka hasil yang didapatkan adalah
x =
x = 2,16 mm mm
Tabel Selisih Ketebalan Pipa PVC
Percobaan ke
|
Diameter baut (mm)
| |
1
|
1,87
|
0,1
|
2
|
1.69
|
-0,08
|
3
|
1,98
|
0,21
|
4
|
1.38
|
-0,39
|
5
|
1,92
|
0,15
|
3. Standar Deviasi
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD =
SD = 0,24 mm
Jadi, standar deviasi dari pengukuran ketebalan pipa PVC adalah 0,24 mm.
4. Menghitung Nilai Penting Pengukuran
NP =
NP = 1,77 mm 0,24 mm
NP1 =
NP1 = 1,77 mm 0,24 mm
NP1 = 2,01 mm
NP2 =
NP2 = 1,77 mm 0,24 mm
NP2 = 1,53 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran ketebalan pipa PVC adalah 2,01 mm sampai
1,53 mm.
5. Menghitung Nilai Kesalahan Relatif
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 100%
%KR = 14%
Jadi, nilai kesalahan relatif dari pengukuran ketebalan pipa PVC 14%.
6. Menghitung Nilai Keberhasilan Relatif
%KP = 100% %KR
%KP = 100% %
%KP = 86%
Jadi, nilai keberhasilan relatif dari pengukuran ketebalan pipa PVC adalah 86%.
G. Pembahasan
Praktikum ini membahas tentang alat ukur mekanik dimana, bertujuan agar bisa menetukan diameter suatu benda melalui pengukuran jangka sorong. Jangka sorong sendiri merupakan alat ukur panjang yang mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan rahang sorong terdapat skala nonius atau sakala vernier. Skala nonius mempunyai ketelitian 1/n x 1 mm, batas ukur jangka sorong 0cm sampai 15cm. Kegunaan dari alat ukur jangka sorong seperti mengukur suatu benda dari sisi luar dan sisi dalam, biasanya dari sisi dalam mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda. Tujuan kedua dari praktikum ini adalah menentukan ketebalan suatu benda melalui pengukuran menggunakan mikrometer sekrup, sama halnya dengan jangka sorong, mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dibandingkan dengan janka sorong karena, ketelitian dari mikroometer sekrup adalah 0,005 mm dengan ketelitian tersebut mikrometer sekrupdapat dipergunakan untuk mengukur tebal kertas dengan ketelitaindan hasil dari perhitungan menggunakan mikrometer sekrup lebih akurat dibandingkan dengan jangka sorong.
Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah pertama praktikan melakukan percobaan berulang sebanyak 5 kali percobaan untuk masing-masing beban. Bahan yang digunakan seperti uang logam Rp. 500,00, kelereng , baut, dan pipa PVC. Bahan-bahan tersebut diukur mengunakan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup. Pengukuran pertama untuk uang ligan Rp. 500,00 didapatkan diameter sebesar 27,25 mm, 27,3 mm, 27,3 mm, 27,25 mm, dan 27,2 mm. Pengukuran kedua menggunakan kelereng diameter yang didaptkan sebesar 16,35 mm, 16,25 mm, 16,1 mm, 16,1 mm, dan 16,3 mm. Percobaan ketiga menggunakan baut dan hasil diameter yang didapatkan sebesar 40,9 mm, 40,85 mm, ,9 mm, 40,95 mm, dan 40,9 mm. Pengukuran terakhir menggunakan pipa PVC dimana, hasil yang didapatkan sebsar 29,05 mm, 29,1 mm, 29 mm, 29,35 mm, dan 29,15 mm. Selanjutnya menentukan selisih diameter dari masing-masing bahan dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil diameter dari masing-masing bahan tersebut dibagi dengan 5 (karena dilakukan sebnayak 5 kali percobaan) setelah itu dapat ditentukan selisihnya dengan cara mengurangi percobaan 1 dengan hasil dari pembagian diameter yang telah didapatkan begitupan juga dengan percobaan 2,3,4, dan 5. Hasil yang didapatkan setelah melakukan perhitungan tersebuta adalah , untuk uang logam didapatkan selisih sebesar -0,01 mm, o,o4 mm, -0,01mm, dan -0,06 mm. Sebaliknya selisih kelereng, baut, dan pipa PVC dapat ditentukan selisihnya dengan cara yang sama. Pengukuran kedua menggunakan alat ukur micrometer sekrup didapatkan ketebalan uamg logam Rp. 500,00 sebesar 1,59 mm, 1,91 mm, 2,61 mm, 2,60, dan 1,98 mm. Pengukuran kedua menggunakan kelereng didapatkan ketebalannya sebesar 15,78 mm, 15,85 mm, 15,82 mm, 15,88 mm, dan 15,83 mm. Pengukuran ketiga menggunakan baut hasil yang didapatkan sebesar 7,66 mm, 7,65 mm, 7,59 mm, 7,71 mm, dan 7,66 mm. Sedangkan untuk pengikuran terakhir menggunakan pipa PVC ketebalan yang didapatkan sebasar 1,87 mm, 1,69 mm, 1,98 mm, 1,38,dan 1,92 mm. Selanjutnya, menentukan selisih ketebalan dari masing-masing beban yang telah diukur cara untuk menetukannya sama seperti pada jangka sorong dengan menjumlahkan masing-masing ketebalan yang didapatkan kemudian dibaagi 5 (Karena dilakukan 5 kali percobaan). Setelah itu dapat ditentukan selisih dan ketebalan dengan cara menguranginya dengan percobaan 1/2/3/4/5 dengan hasil pebagian ketebalan hasil tersebut.
Proses pengukuran, dilakukan secara berulang untuk lima kali percobaan dari masing-masing bahan yang digunakan. Pengukuran pertama menggunakan jangka sorong dengan bahan uang logam didaptkan diameter dengan ukuran 27,25 mm, 27,3 mm, 27,3 mm, 27,25 mm, dan 27,2 mm. Diproleh nilai rata-ratanya sebesar 27,26 mm. Ketidakpastian pengukuran sebesar 0,05 mm, dan nilai standar deviasi (SD) sebesar 0,04 mm. Sedangkan kesalahan dan kebenaran relative dari pengukuran tersebut berturut-turut sebesar 0,15% dan 99,85% jadi, rentang nilai pengukuran dari uang logam tersebut adalah 27,22 mm 27,3 mm. Bahan kedua menggunakan kelereng didaptkan hasil pengukuran rata-rata sebesar 16,22 mm, untuk ketidajpastian pengukuran sebesar 0,12 mm dan standar deviasi (SD) 0,11 mm. Sedabgkan presentase kesalahan dan keberhasilan menggunakan bahan kelereng sebesar 0,68% dan 99,32% jadi, rentang nilai pengukuran dari kelereng tersebut adalah 16,11 mm 16,33 mm. Penguukuran ketiga menggunakan baut dan hasil pengulangan pengukurannya adalah 40,9 mm, 40,85 mm, 40,9 mm, 40,95 mm, dan 40,9 mm dan diperoleh nilai rata-ratanya sebesar 40,9 mm. Ketidakpastian pengukurannya sebesar 0,05 mm dan standar deviasi (SD) sebesar 0,38 mm. Sedangkan presentase kesalahan dan keberhasilnnya sebesar 0,93% ddqn 99,07% dengan rentang pengukuran sebesar 40,52 mm 41,28 mm. Pengukuran terakhir yaitu pada pipa PVC, diameter yang didaptkan adalah sebesarr 29,05 mm, 29,1 mm, 29 mm, 29,35 mm, dan 29,15 mm didaptkan nilai rata-ratanya sebesar 29,13 mm. Hasil ketidakpastian pengukurannya sebesar 0,17 mm dengan standar deviasi sebesar 0,13 mm. Presentase kesalahan dan keberhasilan pengukran ini adalah 0,45% dan 99.55% dengan rentang nilai pengukurannya sebesar 29 mm 29,26 mm. Proses kedua menggunkan alat ukur micrometer sekrup didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: Bahan pertama yang digunakan adalah uang logam didaptkan ketebalannya sebesar 1,59 mm, 1,91 mm, 2,61 mm,dan 1,98 mm. Diperoleh nilai rata-ratanya sebesar 1,94 mm, ketidakpastian pengukurannya sebesar 0,51 mm dan nilai standar deviasnya yaitu sebesar 0,42 mm. Sedangkan presentase kesalahan da keberhasilan dari pengukuran ini sebesar 22% dan 88% , sehingga rentang nilai pengukuran uang logam sebesar 1,52 mm 2,35 mm. Pengukuran kedua menggunakan kelereng dan hasil ketebalan yang didaptkan sebesar 15,78 mm, 15,85 mm, 15,82mm, 15,88 mm, dan 15,83 mm. Diperoleh nilai rata-ratanya sebesar 15,83 mm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0,05 mm dan standar deviasinya sebesar 0,04 mm. Sedangkan presentase kesalahan dan keberhailan adalah sebesar 0,25% dan 99,75% sehingga rentang nilai pengukuran dari kelereng adalah 15,79 mm 15,87 mm. Bahan pengukuran ketiga yaitu baut diperoleh hasil ketebalan sebesar 7,66 mm, 7,65 mm, 7,59 mm, 7,71 mm, dan 7,66 mm. Diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,65 mm, ketidakpastian pengukurannya sebesar 0,06 mm dan standar deviasinya (SD) sebesar 0,04 mm. Sedangkan presentase kesalahan dan keberhasilan relatifnya sebesar 0,5% dan 99,5%, sehingga rentang nilai pengukuran dari baut adalah 7,61 mm sebesar 0,3 mm dengan standar deviasi 0,24 mm. S 7,69 mm. Pengukuran terakhir menggunakan bahan pipa PVC diperoleh ketebalnnya sebesar 1,87 mm, 1,69 mm, 1,98 mm, 1,38 mm, dan 1,77 mm. Ketidakpastian pengukuran sebesar 0,3 mm dengan standar deviasi sebesar 0,24 mm. Sehingga presentase kesalahan dan keberhasilan sebesar 14% dan 86%, sehingga rentang nilai pengukuran dari pipa PVC adalah 1,53 mm 2,01 mm.
Kendala pada praktikum ini adalah pada saat pembacaan skala baik itu skala utama maupun skala nonius pada alat ukur jangka sorong dan micrometer sekrup. Keslahan tersebut dapat diminimalisirkan dengan cara, pada, saat pengukuran posisi pengamat dengan alat ukur yang digunakan harus dekat. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan paralaks, yaitu kesalahan dalam pembacaan skala akibat sudut pengelihatan yang menyebabkan skala uang terbaca mengalami kelebihan bahkan kekurangan.
H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan, analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Dapat menentukan diameter dan ketebalan suatu benda melalui pengukuran jangka sorong dan mikrometer sekrup.
b. Jangka sorong dapat digunakan untuk menghitung diameter suatu benda dan batas ukur jangka sorong 0 cm sampai 15 cm.
c. Jangka sorong terdiri dari rahang atas, rahang bawah, pengunci, skla utama, skala nonius dan pengukur kedalaman.
d. Mikrometer sekrup memilki tingat ketelitan yang tinggi dibandingkan jangka sorong karena memiliki ketelitian 0,005 mm.
e. mikrometer sekrup terdiri dari bingkai, pengunci, poros putar, poros tetap, katchet knobe, thimble dan sleve.
f. Diperoleh nilai rata-rata antuk pengukuran diameter uang logam Rp. 500,00, kelereng, baut, dan pipa PVC berturut-turut sebesar 27,26 mm, 16,22 mm, 40,9 mm, dan 29,13 mm.
g. Diperoleh nilai rata-rata antuk pengukuran ketebalan uang logam Rp. 500,00, kelereng, baut, dan pipa PVC berturut-turut sebesar 1,94 mm, 15,83 mm, 7,65 mm, dan 1,77 mm.
h. Tingkat keberhasilan yang dilakukan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kesalahan.
i. Keslahan dapat diminimalisirkan dengan cara posisi pengamat harus tepat dan harus memiliki ketelitian tinggi.
2. Saran
Sebaiknya para Coasst tidak membebankan para praktikan dalam proses pengumpulan laporan.
DAFTAR PUSTAKA:
Gunada, I Wayan dan Ni Nyoman Sri Putu Verawati.2014. Fisika Dasar. Mataram :
FKIP Universitas Mataram.
Rapi, Ni Ketut.2017. Laboratorium Fisika1. Depok : PT Rajagrapindo.
Rosyid, Muhammad Farchani, Eko Firmansyah dan Yusup Dyan Prabowo. 2014.
Fisika DasarJilid 1. Yogyakarta : Penerbit Priuk.
DISUSUN OLEH
1. RIZKI AMALIA ( E1Q018057 )
2. ROSTINA ( E1Q018062 )
3. SUPRIADI ( E1Q018067 )
4. TIA LISTIANI ( E1Q018069 )
5. UPE’ SINTA WANGI ( E1Q018072 )
6. SOFYAN HADI ( E1Q018077 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar