Jumat, 17 Mei 2019

Laporan Praktikum Fisika Gerak Lurus Beraturan



GERAK LURUS BERATURAN

A.    Pelaksanaan Praktikum
1.      Tujuan                    : -Menentukan kecepatan kereta dinamik.
-Menjelaskan karakteristik dari gerak lurus beraturan.
2.      Hari, tanggal          : Selasa, 16 Oktober 2018
3.      Tempat                   : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.

B.     Landasan Teori
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap. Suatu benda disebut bergerak lurus beraturan jika lintasan dari benda lurus dan kecepatan setiap saat tetap. Kecepatan tetap yaitu benda menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Misalnya sebuah mobil begerak dengan kecepatan tetap 75 km/jam atau 1,25 km/sekon. Jarena dalam GLB kecepatannya adalah konstan, maka kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan atau kelajuan sesaat V (Verawati, 2014 : 14).
           Suatu benda bergerak debgan kecepatan tetap, maka benda tersebut dikatakan bergerak lurus beraturan atau glb, GLB memiliki kecepatan tetap bearti baik arah maupun besarnya kecepatan tetap. Hal ini dikarenakan kecepatan merupakan besaran vector. Akibatnya lintasan benda itu berupa  garis lurus dan besarnya kecepatan tetap. Dalam hal gerak lurus beraturan, kecepatan suatu benda adalah konstan (Rosyid, 2014 : 10).
            Bergerak lurus beraturan memiliki besaran percepatan nol dan kecepatan konstan atau tetap. Persamaan posisi (s) sebagai fungsi waku (t) seperti pada persamaan berikut:

S = Vt + K
Jika awal penijauan gerak benda (t = 0) benda pada posisi So, maka nilai K pada persamaan di atas menjadi So dan diperoleh persamaan posisi sebagai berikut:
S = Vt + So
Dengan s = posisi benda saat t, v = kecepatan, t = waktu, dan So = posisi awal. Dari persamaan tersebut dapat diturunkan persamaan perpindahan dan jarak tempuh benda. Perpindahan adalah perubahan posisi, yaitu sama dengan posisi akhir (s) dikuramgi posisi awal (So). Apabila perpindahan diberi simbol d maka persamaan perpindahan ditujukan oleh persamaan berikut:
    d = Vt

Sementara dengan asumsi lintasan gerak benda pada sumbu x, maka jarak tempuh juga dapat ditentukan dari persamaan perpindahan sama dengan jarak tempuhnya. Perbedaannya adalah bahwa perpindahan merupakan besaran vector sedangkan jarak adalah besaran scalar. Persamaan jarak tempuh tersebut ditunjukan dengan d = perpindahan benda saat t, v = kecepatan, t = waktu, dan x = jarak tempuh (Rokhmat, 2017: 51-52).

C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Catu daya                                 1 Set
b.      Gunting                                    1 Unit
c.       Kabel penghubung                   2 Unit
d.      Kaki rel                                    2 Unit
e.       Penyambung rel                       1 Unit
f.       Pewaktu ketik                          1 Unit
g.      Rel presisi                                2 Unit
h.      Penggaris                                  1 Unit
2.      Bahan
a.       Kertas dinamika                       1 Unit
b.      Kertas karbon                           Secukupnya
c.       Kertas millimeter blok            Secukupnya
d.      Pipa ketik                               Secukupnya





D.    Langkah Kerja
1.      Dirangkai alat seperti terlihat pada gambar 4.1 untuk mengimbangi gesekan yang terjadi antara kereta dinamika dan permukaan rel presisi. Dipasang salah satu ujung rel pada tingkat pertama.
            Gambar 4.1 Rangkaian Alat Percobaan Gerak Lurus Beraturan
2.      Ditahan kereta dinamika didekat pewaktu ketik.
3.      Dihubungkan pewaktu ketik ke catu daya, dan catu daya ke soket jalan-jalan listrik.
4.      Dipotong pita ketik kurang lebih 1 meter dan dipasang pada pewaktu ketik, dijepit salah satu ujung pita kepenjepit pada kereta dinamika, dipasangkan bahwa pita ketik lewat dibawah kertas karbon pada kereta dinamika.
5.      Dihidupkan catu daya dan didorong kereta dinamika sedemikian rupa sehingga bergerak disepanjang rel presisi.
6.        Ketika kereta dinamika mendekati atau hamper mendekati ujung rel presisi, ditahan kereta dinamika menggunaka tangan. Diperhatikan kereta dinamika jangan sampai jatuh keluar rel presisi.
7.      Diambil pita ketikan dari kereta dinamika, diperika titik ketikan yang diperoleh dari pita ketik.
8.      Diperiksa titik ketikan pada permukaan gerak kereta dinamika, jika terdapat titik yang bertindihan, abaikan titik-titik tersebut dan potong bagian tersebut.
9.      Digunakan 5 ketik sebagai satuan jarak, diukur jarak 5 ketikan dengan menggunakan penggaris.
10.  Diulang langkah 1 sampai 9 untuk 10 ketikan.



E.     Hasil Pengamatan
1.      Tabel
a.       Tabel 4.1 Kereta Dinamika untuk 5 Ketikan
No.
    Jarak (s)
   Waktu
   Kecepatan (v)
  1.
5, 9 cm
0,1 s
59 cm/s
  2.
6,4 cm
0,1 s
64 cm/s
  3.
6,3 cm
0,1 s
63 cm/s
  4.
6,9 cm
0,1 s
69 cm/s
  5.
7,1 cm
0,1 s
71 cm/s
b.      Tabel 4.2 Kereta Dinamika untuk 10 Ketikan
No.
    Jarak (s)
   Waktu
   Kecepatan (v)
  1.
15,4 cm
0,2 s
77 cm/s
  2.
18,6 cm
0,2 s
93 cm/s
  3.
13,8 cm
0,2 s
69 cm/s
  4.
11,4 cm
0,2 s
57 cm/s
  5.
14,6 cm
0,2 s
73 cm/s

2.      Grafik
a.       Grafik 4.1 Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (v-t) untuk 5 Ketikan.




b.      Grafik 4.2 Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (v-t) untuk 10 Ketikan.
                           
F.      Analisis Data
1.      Kereta Dinamika untuk 5 Ketikan
a.       Menghitung Kecepatan Kereta Dinamika
Diketahui   :  = 5,9 cm
 = 6,4 cm
 = 6,3 cm
 = 6,9 cm
 = 7,1 cm
                                   t = 0,1 s
  Ditanya     :  = …….?
  Jawab        :
=
=
= 59 cm/s

=
=
= 64 cm/s

=
=
= 63 cm/s

=
=
= 69 cm/s
=
=
= 71 cm/s
b.      Menghitung Kecepatan Rata-rata
Diketahui :    = 59 cm
 = 64 cm
 = 63 cm          
 = 69 cm
 = 71 cm
Ditanya  :     = ……?
Jawab     : 
  =
 =
 =
 =
 = 65,2 cm/s
Jadi, kecepatan rata-rata kereta dinamika untuk 5 ketikan adalah 65,2 cm/s.
c.       Menghitung Ketidakpastian Pengukuran
Diketahui   :   = 71 cm/s
   = 59 cm/s
Ditanya      :       = ……?
Jawab         :
    =
    =
    =
    = 6 cm/s
Jadi, ketidakpastian pengukuran kecepatan kereta dinamika ada;ah 6 cm/s.
d.      Menghitung Nilai Pengukuran
Diketahui    :           = 65,2 cm/s
    = 6 cm/s
Ditanya       :         = ……?
Jawab          :
    =
     = ( 65,2
    = ( 65,2
    = 71,2 cm/s 
    = ( 65,2
    = 59,2 cm/s 
             Jadi, nilai pengukuran kecepatan kereta dinamika untum 5 ketikan adalah 71,2 cm/s sampai 59,2 cm/s.
2.      Kereta Dinamika untuk 10 Ketikan
a.       Menghitung Kecepatan Kereta Dinamika
Diketahui   :  = 15,4 cm
 = 18,6 cm
 = 13,8 cm
 =  11,4 cm
 = 11,6 cm
                                   t = 0,2 s
  Ditanya     :  = …….?
  Jawab        :
=
=
= 77 cm/s

=
=
= 93 cm/s

=
=
= 69 cm

=
=
= 57 cm/s
=
=
= 73 cm
b.      Menghitung Kecepatan Rata-rata
Diketahui :    = 77 cm
 = 93 cm
 = 69 cm          
 = 57 cm
 = 73 cm
Ditanya  :     = ……?
Jawab     : 
  =
 =
 =
 =
 = 73,8 cm/s
Jadi, kecepatan rata-rata kereta dinamika untuk 10 ketikan adalah 73,8 cm/s.
c.       Menghitung Ketidakpastian Pengukuran
Diketahui   :   = 93 cm/s
   = 57 cm/s
Ditanya      :       = ……?
Jawab         :
    =
    =
    =
    = 18 cm/s
Jadi, ketidakpastian pengukuran kecepatan kereta dinamika ada;ah 18 cm/s.
d.      Menghitung Nilai Pengukuran
Diketahui    :           = 73,8 cm/s
    = 18 cm/s
Ditanya       :         = ……?
Jawab          :
    =
     = (73,8
    = (73,8
    = 91,8 cm/s 
    = ( 73,8
    = 55,8 cm/s 
             Jadi, nilai pengukuran kecepatan kereta dinamika untum 10 ketikan adalah 91,8 cm/s sampai 55,8 cm/s.


G.    Pembahasan
            Jarak Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan yang tetap. Suatu benda disebut bergerak lurus beraturan jika lintasan dari benda lurus dan kecepatan setiap saat tetap. Kecepatan tetap yaitu benda menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Bergerak lurus bersturan memiliki beseran percepatan nol dan kecepatan konstan atau tetap. Sementara, untuk lintasan gerak benda pada sumbu x maka jarak tempuhnya jiga dapat ditentukan dari persamaan perpindahan, karena dalam gerak yang dilakukan maka nilaiperpindahan sama dengan jarak tempuhnya. Perbedaannya adalah perpindahan merupakan besaran vector sedangkan jarak adalah besaran scalar. Perpindahan dari suatu benda dapat tidak berubah walaupun kecepatannya berubah, yaitu bila vector berubah arahnya tanpa berubah besarnya. Praktikum kali ini  membahas gerak lurus beraturan GLB, adapun tujuan dari praktikum ini adalah pertama, menentukan kecepatan kereta dinamika pada gerak lurus beraturan, dimana kereta dinamika adalah metode untuk memperoleh gerak lurus beraturan. Tujuan kedua adalah menjelaskan karakteristik dari gerak lurus beraturan. Karakteristiknya seperti lintasannya berupa garis lurus, kecepatannya selalu tetap (konstan) dan percepatnnya bernilai nol.
          Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan tersebut untuk 5 ketikan praktikan melakukan percobaan beruiang sebanyak 5 kali yaitu berturut-turut sebesar 5,9 cm. 6,4 cm, 6,3 cm, 6,9 cm,dan 7,1 cm. Waktu yang digunakan sebesar 0,1 sekon untuk memperoleh kecepatan yang akan diukur. Kecepatan yang didapatkan dari percobaan pertama sampai kelima adalah bertirut-turut sebesar 59 cm/s, 64 cm/s, 63 cm/s, 69 cm/s, dan 71 cm/s. Kecepatan rata-rata yang didapatkan 65,2 cm/s, sedangkan ketidakpastian pengukuran sebesar 6 cm/s. Sehingga nilai pengukuran kecepatan kereta untuk 5 ketikan sebesar 71,2 cm/s sampai 59,2 cm/s. Percobaan kedua menggunakan 10 ketikan sama-sama melakukan percobaan berulang sebanyak 5 kali. Panjang yang didaptkan berturut-turut sebesar 77 cm, 93 cm, 69 cm, 57 cm,dan 73,cm. Waktu yang digunakan untuk 10 ketikan berbeda dengan 5 ketikan yaitu sebesar 0,2 s sehingga, kecepatan pita petama yang diperoleh sebesar 77 cm/s, pita kesdua  93 cm/s, pita ketiga sebesar 69 cm/s, pita keempat sebesar 57 cm/s,dan pita terakhir sebesar 73 cm/s. Kecepatan rata-rata diperoleh sebesar 73,8 cm/s.. Sedangkan ketidakpastian pengukuran sebesar 18 cm/s dan nilai pengukuran kecepatannya sebesar 91,8 cm/s sampai 55,8 cm/s.
           Berdasarkan presentase kegagalannya untuk 5 ketikan lebih kecil dibandingkan 10 ketikan dilihat dari gambar grafiknya. Grafik pada 5 ketikan terjadi penurunan kecepatan pada panjang pita yang ketiga artinya bahwa untuk 5 ketikan bukan termasuk gerak lurus beraturan, sedangkan grafik untuk 10 ketikan menunjukkan suatu kecepatan yang tidak teratur. Berdasrkan teori yang ada bahwa gerak lurus beraturan memiliki jarak dari sebuah benda sealain sama kecepatan benda juga tetap, dengan kata lain benda mengalami garak lurus beraturan. Percobaan menggunakan alat kereta dinamika untuk menentukan gerak luru beraturan baik menggunakan 5 ketikan maupun menggunakan 10 ketikan tidak berhasil. Karena dari awal hasil pengamatan jarak dari pita satu kepita yang lainnya memiliki rentang nilai angka yang cukupn jauh. Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa factor diantaranya pertama, pada saat mendorong kereta dinamika harus konstan artinya pada saat mendorong tidak terlalu pelan dan tidak terlalu keras. Kedua, kertas karbon yang digunakan sudah habis, dilihat dari ketikan pada pita yang tidak terlalu jelas, hal ini bisa berpengaruh terhadap panjang yang akan didapatkan. Fakor terakhir yang praktikan temukan yaitu pada saat menggunting pita juga harus diperhatikan.

H.    Penutup
1.      Kesimpulan
             Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan, analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
a.       Geraak lurus beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatanya tetap.
b.      Salah satu contoh untuk menguji benda mengalami gerak lurus beraturan  adalah dengan cara percobaan menggunakn kereta dinamika.
c.       Panjang pita untuk 5 ketikan berturut-turut sebesar 5,9 cm, 6,4 cm, 6,3 cm, 6,9 cm,dan 7,1 cm. Sedangkan panjang untuk 10 ketikan berturut-turut sebesar 15,4 cm, 18,6 cm, 13,8 cm, 11,4 cm,dan 14,6 cm.
d.      Kecepatan rata-rata untuk 5 ketikan diperoleh sebesar 65,2 cm/s dan untuk 10 ketikan didapatkan sebesar 73,8 cm/s.
e.       Ketidakpastian pengukuran yang didaptkan untuk 5 ketikan sebesar 6 cm/s dan untuk 10 ketikan sebesar 18 cm/s.
f.       Percobaan yang dilakukan gagal karena pada proses mendorong kerta dinamika kurang tepat..

g.      gerak lurus beraturan memiliki jarak dari sebuah benda sealain sama kecepatan benda juga tetap.



DAFTAR PUSTAKA
Gunada, I Wayan dan Ni Nyoman Sri Putu Verawati.2014. Fisika Dasar. Mataram :
                        FKIP Universitas Mataram.
Rokhmat, Joni. 2017. Fisika Dasar Pendekatan Berfikir Kausalitik. Lombok Barat
                         NTB : Agra Pustaka.
Rosyid, Muhammad Farchani, Eko Firmansyah dan Yusup Dyan Prabowo. 2014.
Fisika DasarJilid 1. Yogyakarta : Penerbit Priuk.



DISUSUN OLEH
1.      RIZKI AMALIA                              ( E1Q018057 )
2.      ROSTINA                                          ( E1Q018062 )
3.      SUPRIADI                                        ( E1Q018067 )
4.      TIA LISTIANI                                  ( E1Q018069 )
5.      UPE’ SINTA WANGI                     ( E1Q018072 )
6.      SOFYAN HADI                                ( E1Q018077 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018



Tidak ada komentar: