GERAK
LURUS BERATURAN
A. Pelaksanaan
Praktikum
1. Tujuan : -Menentukan kecepatan
kereta dinamik.
-Menjelaskan
karakteristik dari gerak lurus beraturan.
2. Hari,
tanggal : Selasa, 16 Oktober
2018
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP,
Universitas Mataram.
B.
Landasan Teori
Gerak
lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dengan kecepatan tetap. Suatu benda disebut bergerak lurus beraturan jika
lintasan dari benda lurus dan kecepatan setiap saat tetap. Kecepatan tetap
yaitu benda menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Misalnya
sebuah mobil begerak dengan kecepatan tetap 75 km/jam atau 1,25 km/sekon.
Jarena dalam GLB kecepatannya adalah konstan, maka kecepatan rata-rata sama
dengan kecepatan atau kelajuan sesaat V (Verawati, 2014 : 14).
Suatu benda bergerak debgan
kecepatan tetap, maka benda tersebut dikatakan bergerak lurus beraturan atau
glb, GLB memiliki kecepatan tetap bearti baik arah maupun besarnya kecepatan
tetap. Hal ini dikarenakan kecepatan merupakan besaran vector. Akibatnya
lintasan benda itu berupa garis lurus
dan besarnya kecepatan tetap. Dalam hal gerak lurus beraturan, kecepatan suatu
benda adalah konstan (Rosyid, 2014 : 10).
Bergerak lurus beraturan memiliki
besaran percepatan nol dan kecepatan konstan atau tetap. Persamaan posisi (s)
sebagai fungsi waku (t) seperti pada persamaan berikut:
S
= Vt + K
|
Jika awal
penijauan gerak benda (t = 0) benda pada posisi So, maka nilai K pada persamaan
di atas menjadi So dan diperoleh persamaan posisi sebagai berikut:
S
= Vt + So
|
Dengan s =
posisi benda saat t, v = kecepatan, t = waktu, dan So = posisi awal. Dari
persamaan tersebut dapat diturunkan persamaan perpindahan dan jarak tempuh
benda. Perpindahan adalah perubahan posisi, yaitu sama dengan posisi akhir (s)
dikuramgi posisi awal (So). Apabila perpindahan diberi simbol d maka persamaan
perpindahan ditujukan oleh persamaan berikut:
d = Vt
|
Sementara
dengan asumsi lintasan gerak benda pada sumbu x, maka jarak tempuh juga dapat
ditentukan dari persamaan perpindahan sama dengan jarak tempuhnya. Perbedaannya
adalah bahwa perpindahan merupakan besaran vector sedangkan jarak adalah
besaran scalar. Persamaan jarak tempuh tersebut ditunjukan dengan d =
perpindahan benda saat t, v = kecepatan, t = waktu, dan x = jarak tempuh
(Rokhmat, 2017: 51-52).
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Catu daya 1 Set
b.
Gunting 1 Unit
c.
Kabel
penghubung 2 Unit
d.
Kaki rel 2 Unit
e.
Penyambung
rel 1 Unit
f.
Pewaktu
ketik 1 Unit
g.
Rel presisi 2 Unit
h.
Penggaris 1 Unit
2. Bahan
a.
Kertas
dinamika 1 Unit
b.
Kertas
karbon
Secukupnya
c.
Kertas
millimeter blok Secukupnya
d.
Pipa ketik Secukupnya
D.
Langkah Kerja
1. Dirangkai
alat seperti terlihat pada gambar 4.1 untuk mengimbangi gesekan yang terjadi
antara kereta dinamika dan permukaan rel presisi. Dipasang salah satu ujung rel
pada tingkat pertama.
|
Gambar 4.1 Rangkaian Alat Percobaan
Gerak Lurus Beraturan
2. Ditahan
kereta dinamika didekat pewaktu ketik.
3. Dihubungkan
pewaktu ketik ke catu daya, dan catu daya ke soket jalan-jalan listrik.
4. Dipotong
pita ketik kurang lebih 1 meter dan dipasang pada pewaktu ketik, dijepit salah
satu ujung pita kepenjepit pada kereta dinamika, dipasangkan bahwa pita ketik
lewat dibawah kertas karbon pada kereta dinamika.
5. Dihidupkan
catu daya dan didorong kereta dinamika sedemikian rupa sehingga bergerak
disepanjang rel presisi.
6. Ketika kereta dinamika mendekati atau hamper
mendekati ujung rel presisi, ditahan kereta dinamika menggunaka tangan.
Diperhatikan kereta dinamika jangan sampai jatuh keluar rel presisi.
7. Diambil
pita ketikan dari kereta dinamika, diperika titik ketikan yang diperoleh dari
pita ketik.
8. Diperiksa
titik ketikan pada permukaan gerak kereta dinamika, jika terdapat titik yang
bertindihan, abaikan titik-titik tersebut dan potong bagian tersebut.
9. Digunakan
5 ketik sebagai satuan jarak, diukur jarak 5 ketikan dengan menggunakan
penggaris.
10. Diulang
langkah 1 sampai 9 untuk 10 ketikan.
E.
Hasil Pengamatan
1. Tabel
a.
Tabel 4.1 Kereta
Dinamika untuk 5 Ketikan
No.
|
Jarak (s)
|
Waktu
|
Kecepatan (v)
|
1.
|
5, 9 cm
|
0,1 s
|
59
cm/s
|
2.
|
6,4 cm
|
0,1 s
|
64
cm/s
|
3.
|
6,3 cm
|
0,1 s
|
63
cm/s
|
4.
|
6,9 cm
|
0,1 s
|
69
cm/s
|
5.
|
7,1 cm
|
0,1 s
|
71
cm/s
|
b.
Tabel 4.2 Kereta
Dinamika untuk 10 Ketikan
No.
|
Jarak (s)
|
Waktu
|
Kecepatan (v)
|
1.
|
15,4 cm
|
0,2 s
|
77
cm/s
|
2.
|
18,6 cm
|
0,2 s
|
93
cm/s
|
3.
|
13,8 cm
|
0,2 s
|
69
cm/s
|
4.
|
11,4 cm
|
0,2 s
|
57
cm/s
|
5.
|
14,6 cm
|
0,2 s
|
73
cm/s
|
2. Grafik
a.
Grafik 4.1
Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (v-t) untuk 5 Ketikan.
|
b.
Grafik 4.2
Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (v-t) untuk 10 Ketikan.
|
F.
Analisis Data
1. Kereta
Dinamika untuk 5 Ketikan
a.
Menghitung
Kecepatan Kereta Dinamika
Diketahui :
=
5,9 cm
t = 0,1 s
Ditanya
:
=
…….?
Jawab
:
b.
Menghitung Kecepatan
Rata-rata
Diketahui
:
=
59 cm
Ditanya :
= ……?
Jawab :
Jadi,
kecepatan rata-rata kereta dinamika untuk 5 ketikan adalah 65,2 cm/s.
c.
Menghitung
Ketidakpastian Pengukuran
Diketahui :
=
71 cm/s
Ditanya :
= ……?
Jawab :
Jadi,
ketidakpastian pengukuran kecepatan kereta dinamika ada;ah 6 cm/s.
d.
Menghitung Nilai
Pengukuran
Diketahui :
= 65,2 cm/s
Ditanya :
= ……?
Jawab :
Jadi, nilai pengukuran kecepatan
kereta dinamika untum 5 ketikan adalah 71,2 cm/s sampai 59,2 cm/s.
2. Kereta
Dinamika untuk 10 Ketikan
a.
Menghitung
Kecepatan Kereta Dinamika
Diketahui :
=
15,4 cm
t = 0,2 s
Ditanya
:
=
…….?
Jawab
:
b.
Menghitung Kecepatan
Rata-rata
Diketahui
:
=
77 cm
Ditanya :
= ……?
Jawab :
Jadi,
kecepatan rata-rata kereta dinamika untuk 10 ketikan adalah 73,8 cm/s.
c.
Menghitung Ketidakpastian
Pengukuran
Diketahui :
=
93 cm/s
Ditanya :
= ……?
Jawab :
Jadi,
ketidakpastian pengukuran kecepatan kereta dinamika ada;ah 18 cm/s.
d.
Menghitung Nilai
Pengukuran
Diketahui :
= 73,8 cm/s
Ditanya :
= ……?
Jawab :
Jadi, nilai pengukuran kecepatan
kereta dinamika untum 10 ketikan adalah 91,8 cm/s sampai 55,8 cm/s.
G.
Pembahasan
Jarak Gerak lurus beraturan adalah
gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan yang
tetap. Suatu benda disebut bergerak lurus beraturan jika lintasan dari benda
lurus dan kecepatan setiap saat tetap. Kecepatan tetap yaitu benda menempuh
jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Bergerak lurus bersturan memiliki
beseran percepatan nol dan kecepatan konstan atau tetap. Sementara, untuk
lintasan gerak benda pada sumbu x maka jarak tempuhnya jiga dapat ditentukan
dari persamaan perpindahan, karena dalam gerak yang dilakukan maka
nilaiperpindahan sama dengan jarak tempuhnya. Perbedaannya adalah perpindahan
merupakan besaran vector sedangkan jarak adalah besaran scalar. Perpindahan
dari suatu benda dapat tidak berubah walaupun kecepatannya berubah, yaitu bila
vector berubah arahnya tanpa berubah besarnya. Praktikum kali ini membahas gerak lurus beraturan GLB, adapun
tujuan dari praktikum ini adalah pertama, menentukan kecepatan kereta dinamika
pada gerak lurus beraturan, dimana kereta dinamika adalah metode untuk
memperoleh gerak lurus beraturan. Tujuan kedua adalah menjelaskan karakteristik
dari gerak lurus beraturan. Karakteristiknya seperti lintasannya berupa garis
lurus, kecepatannya selalu tetap (konstan) dan percepatnnya bernilai nol.
Berdasarkan hasil pengamatan pada
percobaan tersebut untuk 5 ketikan praktikan melakukan percobaan beruiang
sebanyak 5 kali yaitu berturut-turut sebesar 5,9 cm. 6,4 cm, 6,3 cm, 6,9 cm,dan
7,1 cm. Waktu yang digunakan sebesar 0,1 sekon untuk memperoleh kecepatan yang
akan diukur. Kecepatan yang didapatkan dari percobaan pertama sampai kelima
adalah bertirut-turut sebesar 59 cm/s, 64 cm/s, 63 cm/s, 69 cm/s, dan 71 cm/s.
Kecepatan rata-rata yang didapatkan 65,2 cm/s, sedangkan ketidakpastian
pengukuran sebesar 6 cm/s. Sehingga nilai pengukuran kecepatan kereta untuk 5
ketikan sebesar 71,2 cm/s sampai 59,2 cm/s. Percobaan kedua menggunakan 10
ketikan sama-sama melakukan percobaan berulang sebanyak 5 kali. Panjang yang
didaptkan berturut-turut sebesar 77 cm, 93 cm, 69 cm, 57 cm,dan 73,cm. Waktu
yang digunakan untuk 10 ketikan berbeda dengan 5 ketikan yaitu sebesar 0,2 s
sehingga, kecepatan pita petama yang diperoleh sebesar 77 cm/s, pita
kesdua 93 cm/s, pita ketiga sebesar 69
cm/s, pita keempat sebesar 57 cm/s,dan pita terakhir sebesar 73 cm/s. Kecepatan
rata-rata diperoleh sebesar 73,8 cm/s.. Sedangkan ketidakpastian pengukuran
sebesar 18 cm/s dan nilai pengukuran kecepatannya sebesar 91,8 cm/s sampai 55,8
cm/s.
Berdasarkan presentase kegagalannya
untuk 5 ketikan lebih kecil dibandingkan 10 ketikan dilihat dari gambar
grafiknya. Grafik pada 5 ketikan terjadi penurunan kecepatan pada panjang pita
yang ketiga artinya bahwa untuk 5 ketikan bukan termasuk gerak lurus beraturan,
sedangkan grafik untuk 10 ketikan menunjukkan suatu kecepatan yang tidak
teratur. Berdasrkan teori yang ada bahwa gerak lurus beraturan memiliki jarak
dari sebuah benda sealain sama kecepatan benda juga tetap, dengan kata lain
benda mengalami garak lurus beraturan. Percobaan menggunakan alat kereta
dinamika untuk menentukan gerak luru beraturan baik menggunakan 5 ketikan
maupun menggunakan 10 ketikan tidak berhasil. Karena dari awal hasil pengamatan
jarak dari pita satu kepita yang lainnya memiliki rentang nilai angka yang
cukupn jauh. Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa factor
diantaranya pertama, pada saat mendorong kereta dinamika harus konstan artinya
pada saat mendorong tidak terlalu pelan dan tidak terlalu keras. Kedua, kertas
karbon yang digunakan sudah habis, dilihat dari ketikan pada pita yang tidak
terlalu jelas, hal ini bisa berpengaruh terhadap panjang yang akan didapatkan.
Fakor terakhir yang praktikan temukan yaitu pada saat menggunting pita juga
harus diperhatikan.
H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori,
hasil pengamatan, analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Geraak
lurus beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dan
kecepatanya tetap.
b. Salah
satu contoh untuk menguji benda mengalami gerak lurus beraturan adalah dengan cara percobaan menggunakn
kereta dinamika.
c. Panjang
pita untuk 5 ketikan berturut-turut sebesar 5,9 cm, 6,4 cm, 6,3 cm, 6,9 cm,dan
7,1 cm. Sedangkan panjang untuk 10 ketikan berturut-turut sebesar 15,4 cm, 18,6
cm, 13,8 cm, 11,4 cm,dan 14,6 cm.
d. Kecepatan
rata-rata untuk 5 ketikan diperoleh sebesar 65,2 cm/s dan untuk 10 ketikan
didapatkan sebesar 73,8 cm/s.
e. Ketidakpastian
pengukuran yang didaptkan untuk 5 ketikan sebesar 6 cm/s dan untuk 10 ketikan
sebesar 18 cm/s.
f. Percobaan
yang dilakukan gagal karena pada proses mendorong kerta dinamika kurang tepat..
g. gerak
lurus beraturan memiliki jarak dari sebuah benda sealain sama kecepatan benda
juga tetap.
DAFTAR PUSTAKA
Gunada, I Wayan dan Ni
Nyoman Sri Putu Verawati.2014. Fisika
Dasar. Mataram :
FKIP Universitas
Mataram.
Rokhmat, Joni. 2017. Fisika Dasar Pendekatan Berfikir Kausalitik. Lombok Barat
NTB : Agra Pustaka.
Rosyid, Muhammad
Farchani, Eko Firmansyah dan Yusup Dyan Prabowo. 2014.
Fisika DasarJilid 1. Yogyakarta :
Penerbit Priuk.
DISUSUN OLEH
1. RIZKI AMALIA ( E1Q018057 )
2. ROSTINA ( E1Q018062 )
3. SUPRIADI ( E1Q018067 )
4. TIA LISTIANI ( E1Q018069 )
5. UPE’ SINTA WANGI ( E1Q018072 )
6. SOFYAN HADI ( E1Q018077 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar