Rabu, 30 September 2020

Laporan Praktikum Fisika Sifat Lensa dan Pembentukan Bayangan

 

SIFAT LENSA DAN PEMBENTUKAN BAYANGAN

 

A.    Pelaksanaan Praktikum

1.      Tujuan                   : Menyelidiki pembentukan sifat bayangan dari lensa tipis

                                konvergen.

2.      Hari, tanggal         : Selasa, 04 Desember 2018

3.      Tempat                  : Laboraatorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.

 

B.     Landasan Teori

Pemanfaatan sifat pembiasan cahaya pada bahan bening adalah lensa. Lensa merupakan benda bening berpemukaan lengkung di kedua sisinya, dan dapat membiaskan cahaya pada pola yang pas atau khas. Pemaparan lensa dimulai dari pembiasan sinar oleh benda bening berpemukaan lengkung, bahan itu berindeks n2, berjejari kelengkungan R, dan sinar berasal dari medium berindeks bias n1. Sebuah benda (PQ) berdiri tegak di depan (di sebelah kiri) benda bening berpemukaan lengkung dan berada di medium berindeks bias n1. Sinar dari P yang menuju ke pusat kelengkungan benda beningtidak dibiaskan. Adapun sinar dari P yang melewati kutub benda bening (A) pada satu sudut datang , terbiaskan dalam medium 2 pada sudut bias  dan kedua sinar itu berpotongan di titik Pˈ. Titik P’ merupakan ujung bayangan benda (PˈQˈ) yang berjarak b dari titik A. Adapun jarak benda (PQ) ke permukaan pembias (A) adalah O ( Jati, 2010 : 202-203).

Lensa adalah objek yang transparan dengan dua permukaan yang berkerut di tengahnya. Poros pusat pada umumnya adalah poros pusat pada lensa. Ketika lensa dikelilingi oleh udara, cahaya membiaskan dari udara ke lensa, bersilangan melalui lensa dan kemudian membiaskan kembali ke udara. Setiap pembiasan dapat mengubah arah cahaya. Sebuah lensa yang menyebabkan sinar cahaya yang pada awalnya sejajar dengan sumbu pusat untuk menuju ke satu titik (layak) disebut lensa convrgen, dan lensa yang menyebabkan sinar tersebut bercabang, maka lensa tersebut disebut lensa divergen. Ketika sebuah objek di tempatkan di depan lensa tipe apapun, sinar cahaya dan objek yang membias keluar dan masuk lensa dapat menghasilkan gambar

objek (Halliday, 2007 :1024).

                                    Hal yang diperlukan untuk memahami bayangan dan pembentukan bayangan adalah model sinar dari cahaya hokum refleksi dan hokum refraksi. Beberapa berkas sinar yang dari benda menunmbuk sebuah permukaan datarhakus bersifat merefleksikan Menurut hokum redraksi, semua sinar yang menumbuk permukaanitu direfleksikan pada sebuah sudut dari normal yang sama dengan sudut yang masuk. Dikarenakan permukaan itu datar, maka normal itu berada pada arah yang sma disebuah titikpada permukaan tersebut. Sebuah bayangan juga dibentuk oleh sebuah permukaan datar yang merefraksikan. Sinar-sinar yang datang dari titik P di refreksikan pada antarmuka diantara dua material optis. Bila sudut-d=sudut masuk kecil, maka arah akhir dari sinar itu setelah refraksi adalah smama seakaan-akan sinar itu datang dari titik P (Young, 2004 : 530-531).

 

C.     Alat dan Bahan

1.      Alat

a.       Catu daya                                1 Set

b.      Layar putih                              1 Unit

c.       Kabel penghubung                  2 Unit

d.      Penjepit                                   5 Unit

e.       Rel presisi                                2 Unit

2.      Bahan

a.       Benda                                      1 Unit

b.      Lampu                                     1 Unit

c.       Lensa cembung F +50             1 Unit

d.      Lensa cembung F +100           2 Unit

e.       Kertas millimeter blok Secukupnya

 

 

 

 

 

 

 

 

D.    Langkah Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan.

2.      Dirangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar 7.1

 

 

 

 

 

 


Gambar 7.1 Rangkaian Komponen Optik yang Terdiri dari SumberCahaya (lampu), Lensa Fokus, Benda, Lensa Fokus dan Layar (Blocher)

3.      Diletakkan lensa cembung F +50 dengan jarak 10 cm dari sumber lampu dan lensa cembung F +100 dengan jarak 50 cm dari sumber lampu.

4.      Diatur tegangan keluaran dari catu daya sebanyak 12 V.

5.      Diatur jarak antar lensa dengan objek sejauh 15 cm. Dicatat sebagi jarak benda (s).

6.      Diatur letak layar, sehingga diperoleh bayangan yang jelas dan terang.

7.      Dicatat jarak antar lensa dengan bayangan sebagai sˈ.

8.      Diulang kembali langkah 5 sampai 7 dengan menggunakan jarak antara lensa dan benda yaitu sebesar 20 cm, 25 cm, 30 cm dan 35 cm.

 

E.     Hasil Pengamatan

1.      Table Hasil Pengamatan

a.       Table 7.1 Hasil Pengamatan terhadap Pembentukan Bayangan

No

Jarak benda (s)

Jarak bayangan (sˈ)

Ukuran bayangan

Orientasi bayangan

Nyata atau maya

1.

15 cm

35 cm

Diperbesar

Terbalik

Nyata

2.

20 cm

23 cm

Sama

Terbalik

Nyata

3.

25 cm

18 cm

Diperkecil

Terbalik

Nyata

4.

30 cm

15 cm

Diperkecil

Terbalik

Nyata

5.

35 cm

14 cm

Diperkecil

Terbalik

Nyata

 

 

b.      Tabel 7.2 Hubungan Antara Jarak Benda (s), Jarak Banyangan (sˈ) dan Panjang Fokus

No

s (cm)

1/s (cm)

sˈ ( cm)

1/s + 1/sˈ (cm)

1/F (cm)

1.

15

0,07

35

0,1

0,1

2.

20

0,05

23

0,09

0,09

3.

25

0,04

18

0,09

0,09

4.

30

0,03

15

0,09

0,09

5.

35

0,03

14

0,1

0,1

2.      Grafik

Grafik 7.1 Hubungan 1/s terhadap 1/sˈ

     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

F.      Analisis Data

         -------------.

 

G.    Pembahasan

Praktikum kali ini membahas tentang sifat lensa dan pembentukan bayangan. Tujuannya yakni menyelidiki pembentukan sifat bayangan dari lensa tipis korvergen. Alat yang digunakan yaitu catu daya, layar putih, kabel penghubung, penjepit dan rel presisi, sedangkan bahan yang digunakan yakni benda, lampu, lensa cembung F +50 , lensa cembung F + 100 dan kertas millimeter blok. Adapun cara menyelidiki pembentukan sifat bayangan dar lensa tipis konvergen yakni merangkai komponen optic yang terdiri dari lampu, lensa fokeus F +50, benda, lensa focus F +100, layar putih. Setelah selesai merangkai komponen optik, lalu diatur jarak antar lensa dengan objek sejauh jarak yang telah ditentukan kemudian menentukan ukuran bayangan, orientasi bayangan dan nyata atau tidaknya bayangan.

                        Lensa adalah objek yang transparan dengan dua permukaan yang berkerut di tengahnya. Ketika lensa dikelilingi oleh udara, cahaya membiaskan dari udara ke lensa, bersilangan melalui lensa dan kemudian membiaskan kembali ke udara. Setiap pembiasan dapat mengubaharah cahaya. Sebuah lensa yang menyebabkan sinar cahaya yang pada awalnya sejajar dengan sumbu pusat untuk menuju ke satu titik disebut lensa konvergen. Ketika sebuah objek yang membias keluar dan masuk lensa dapat menghasilkan gambar objek.

            Dilakukan percobaan sebanyak 1 kali dalam praktikum ini, ada beberapa pengamatan yang dilakukan yakni mencari hasil pengamatan terhadap pembentukan bayangan, hubungan antara jarak benda, jarak bayngan dan panjang focus dan mencari hubungan 1/s terhadapa 1/sˈ. Adapun jarak antar lensa dengan objek digunakan jarak benda sejauh 15 cm, 20 cm, 30 cm dan 35 cm, dan lensa cembung F +100 di letakkan dengan jarak 50 cm dari sumber lampu. Hasil pengamatan yang didapatkan pada jarak benda 15 cm yakni jarak bayangan sebesar 35 cm dengan ukuran bayangan diperbesar, orientasi bayangan terbalik  dan sifat bayangan nyata. Jarak benda 20 cm didapatkan hasil pengamatan dengan jarak bayangan sebesar 23 cm dengan ukuran bayangan sama, orientasi bayangan terbalik dan sifat bayangan nyata. Jarak benda 25 cm didapatkan hasil pengamatan dengan jarak bayangan sebesar 18 cm, ukuran bayangna diperkecil, orientasi bayangan terbalik dan sifat bayangan nyata. Jarak benda 30 cm didapatkan hasil pengamatan dengan jarak bayangan sebesar 15 cm, ukuran bayangan diperkecil, orientasi bayangan terbalik dan sifat bayangan nyata. Jarak benda 35 cm didapatkan hasil pengamatan dengan jarak bayangan sebesar 14 cm, ukuran bayangan diperkecil, orientasi bayangan terbalik dan sifat bayangan nyata. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar jarak benda maka jarak bayangan semakin kecil. Menurut teori semakin besar jarak benda maka semakin kecil pula jarak bayangan, begitupun ukuran bayangan semakin kecil, orientasi bayangan terbalikdan sifat bayangan nyata. Tetapi, apabila percobaan ini jarak benda diperbesar, misalnya mencapai 45 cm maka ukuran bayangan sangat kecil bahkan apabila lebih besar dari 45 cm ukuran bayangan hanya akan terlihat pancaran cahaya saja dan sifat bayangan menjadi maya. Seperti halnya pada teori ruang, apabila benda diletakkan pada ruang 1 maka bayangan terlihat nyata pada ruang 4, jjika benda diletakkan di ruang 2 maka bayangan terlihat pada ruang 3, tetapi apabila apabila benda diletakkan pada ruang 4 maka bayangan akan terlihat maya pada ruang 1.

            Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan panjang fokus didapatkan hasil pada s 15 cm. 1/s sebesar 0,07 cm, 1/s dan 1/sˈ sebesar 0,1 cm dan 1/F sebesar 0,09 cm. Jarak benda 20 cm didapatkan hasil 1/s sebesar 0,05 cm, 1/s ditambah 1/sˈ sebesar 0,09 cm dan 1/F sebesar 0,09 cm. Jarak benda 25 cm didapatkan hasil 1/s sebesar 0,04 cm, 1/s ditambah 1/sˈ hasilnya sebesar o,o9 cm dan 1/F sebesar 0,09 cm. Jarak benda 30 cm didapatkan hasil 1/s sebesar 0,03 cm, 1/s ditambah  1/sˈ hasilnya sebesar 0,09 cm dan 1/F sebesar 0,09 cm. Jarak benda 35 cm didapatkan hasil 1/s sebesar 0,03 cm, 1/s ditambah 1/sˈ hasilnya sebsar 0,1 cm dan 1/F sebesar 0,1 cm.

                        Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembentukan bayangan dapat disimpulkan bahwa semakin besar jarak benda maka jarak bayangan dan ukuran bayangan semakin kecil, sedangkan sifat bayangan akan menjadi maya apabila jarak benda semakin besar. Berdasarkan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan panjang focus dapat disimpulkan bahwa semakin besar jarak benda maka 1/ s semakin kecil. Menurut hasil-hasil yang telah didapatkan percobaan pada praktikum kali ini berhasil, karena hasil yang didapatkan sama dengan teori. Adapun kesulitan pada saat praktikum yakni ketika melakukan penepatan dalam menentukan bayangan benda, perlu dilakukan ketelitia untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

H.    Penutup

1.      Kesimpulan

Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil penganalisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

a.       Lensa adalah objek yang transparan dengan dua permukaan yang berkerut di tengahnya.

b.      Sebuah lensa yang menyebabkan sinar cahaya yang pada walnya sejajar dengan sumbu pusat untuk menuju ke satu titik (layak) disebut lensa konvergen.

c.       Apanila jarak benda semakin besar maka jarak bayangan semakin kecil.

d.      Jika jarak bayangan semakin kecil maka ukuran bayangan akan semakin kecil pula.

e.       Apabila jarak benda semakin besar atau lebih besar dari 35 cm maka sifat bayangan akan menjasi maya.

f.       Berdasarkan hubungan antara jarakbenda, jarak bayangan dan panjang focus dapat dlihat semakin besar jarak benda maka 1/s semakin kecil.

2.      Saran

Saran untuk praktikum ini yaitu untuk kelompok saya diharapkan lebih giat lagi dalam belajar, terutama untuk mempersiapkan respon akhir, agar nilai dalam praktikum memuaskan.



DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David., Robert Resnick., dan Jearl Walker.2007. Fundamental of Physics.Amerika :  United States. 

Jati, Bambang Murdaka Eka, dan Tri Kuntoro Priambodo.2010. Fisika Dasar.Yogyakarta : Andi.

Young, H., D., dan Freedman, R., A.,.2004. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid2. Jakarta : Erlangga. 



DISUSUN OLEH
1.      RIZKI AMALIA                              ( E1Q018057 )
2.      ROSTINA                                          ( E1Q018062 )
3.      SUPRIADI                                        ( E1Q018067 )
4.      TIA LISTIANI                                  ( E1Q018069 )
5.      UPE’ SINTA WANGI                     ( E1Q018072 )
6.      SOFYAN HADI                                ( E1Q018077 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018

Tidak ada komentar: